IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Turun ke Rp16.218 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jul 2025, 10:15
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi 7 Juli 2025 bergerak melemah di tengah pelaku pasar mencermati kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagang, termasuk Indonesia.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka melemah 6,99 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.858,20. 

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,13 poin atau 0,28 persen ke posisi 761,38.

"IHSG berpotensi bergerak sideways (mendatar) dalam range 6.830 sampai 6.950 seiring dengan menunggu kepastian tarif Presiden Trump untuk Indonesia,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman.

Baca juga: Hasil Program Makan Bergizi Gratis Dapat Dirasakan 15 Tahun Kedepan

Dari mancanegara, pelaku pasar akan mencermati perkembangan kesepakatan dagang antara AS dengan negara mitra dagang termasuk Indonesia, menjelang batas waktu pemberlakuan tarif resiprokal pada 9 Juli 2025.

Indonesia menawarkan komitmen untuk melakukan pembelian produk AS dalam jangka panjang senilai 34 miliar dolar AS, atau di atas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang sebesar 19 miliar dolar AS. Pembelian itu termasuk pembelian energi senilai 15,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, sebelumnya, data ketenagakerjaan AS atau nonfarm payrolls (NFP) menunjukkan adanya tambahan 147.000 lapangan kerja pada Juni 2025, atau melampaui ekspektasi sebesar 110.000. Sementara itu, tingkat pengangguran turun ke 4,1 persen, atau di bawah ekspektasi naik ke 4,3 persen.

Laporan ketenagakerjaan yang kuat menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS, sehingga mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat.

Dengan demikian, pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29 dan 30 Juli 2025 mendatang.

Pada perdagangan Jumat (04/07) pekan kemarin, bursa saham Eropa mayoritas ditutup melemah, diantaranya indeks FTSE melemah 0,67 persen, Euro Stoxx 50 melemah 1,02 persen, indeks DAX turun 0,61 persen, serta indeks CAC 40 turun 0,75 persen.

Baca juga: Bukan Sistem Eror, Ternyata Ini Penyebab Pengemudi Putar Balik di Gerbang Tol Cibubur

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (04/07), menjelang kesepakatan tarif dagang antara AS dengan beberapa negara mitra dagang.

Indeks Dow Jones menguat 0,77 persen di level 44.825,53. Begitu juga dengan S&P 500 naik 0,83 persen di level 6.279,35, dan indeks Nasdaq melesat 1,02 persen ke 20.601,10.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 195,44 poin atau 0,49 persen ke 39.620,50, indeks Shanghai menguat 4,08 poin atau 0,12 persen ke 3.468,76, indeks Hang Seng naik 82,06 poin atau 0,72 persen ke 23.830,00, dan indeks Strait Times menguat 9,41 poin atau 0,23 persen ke 4.023,33.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi (7/7) di Jakarta melemah sebesar 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.

x|close