Mentan: 362 Ribu Ton Beras Bansos Telah Disalurkan ke Masyarakat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jul 2025, 17:25
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Mentan Andi Amran Sulaiman didampingi Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menjawab pertanyaan media di Makassar, Senin,(14/7/2025). Mentan Andi Amran Sulaiman didampingi Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menjawab pertanyaan media di Makassar, Senin,(14/7/2025). (ANTARA/Abd Kadir)


Ntvnews.id
, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah telah menyalurkan sebanyak 362 ribu ton beras bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.

"Baru saja kami komunikasi dengan Pak Mendagri, Bulog di sela-sela kegiatan wisuda bahwa bansos beras telah tersalurkan sebanyak 362 ribu ton dan itu besar," ucap Mentan Amran usai mengikuti acara Wisuda seluruh jenjang pendidikan Unhas di Baruga AP Pettarani, Makassar, Senin 14 Juli 2025.

Selain beras bansos, Mentan menyampaikan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga tengah dalam proses distribusi melalui Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog.

Dalam hal ini, pemerintah telah menyiapkan penyaluran subsidi senilai 1,3 juta ton dalam rangka stabilitas harga beras.

Baca juga: Kemenaker Akan Panggil PT Duta Palma Terkait Kasus Penahanan Ijazah Karyawan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa pemerintah telah resmi menyalurkan 360 ribu ton bantuan pangan beras sepanjang Juli sebagai bagian dari program perlindungan sosial bagi keluarga rentan di seluruh Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa pemerintah telah resmi menyalurkan 360 ribu ton bantuan pangan beras sepanjang Juli sebagai bagian dari program perlindungan sosial bagi keluarga rentan di seluruh Indonesia.

Mentan Amran menegaskan saat ini masih tersedia stok sebanyak 4,2 juta ton yang bisa dimaksimalkan.

"Jadi nggak usah khawatir, in syaa Allah dalam waktu dekat harga berhasil turun," ujar Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unhas ini.

Dirinya menegaskan, secara paralel jika ada mafia, koruptor yang memanfaatkan situasi ini maka diberantas secara bersama-sama.

Dirinya menyoroti praktek tidak bertanggung jawab yang mengoplos beras bisa menjadi jenis premium atau medium. Kenaikan harga tentu sangat merugikan khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.

Baca juga: Wamendag Ungkap Tarif Impor Indonesia-AS Akan Diputuskan Bulan Depan

"Dengan kenaikan harga beras 3000 atau 2.000 per kilo padahal bukan beras asli atau hasil oplosan, apa mereka (pengoplos) tidak punya rasa. Ini biadab dan tidak boleh kita dibiarkan," tandasnya. (Sumber:Antara)

x|close