Mendukung Asta Cita Pertanian, Implementasi Insun Medal Insun Madangan di Bogor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Sep 2025, 10:53
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Semangat itu kini diwujudkan lewat Saung Tani Kuta Madangan, sebuah inisiatif dari Wargi Karaton Sumedang Larang. Di sini, pertanian bukan hanya urusan bercocok tanam, tapi juga jalan untuk memperkuat ekonomi, menjaga tradisi, sekaligus membuka akses pendidikan. Semangat itu kini diwujudkan lewat Saung Tani Kuta Madangan, sebuah inisiatif dari Wargi Karaton Sumedang Larang. Di sini, pertanian bukan hanya urusan bercocok tanam, tapi juga jalan untuk memperkuat ekonomi, menjaga tradisi, sekaligus membuka akses pendidikan. (dok)

Ntvnews.id, Jakarta - Lembah Megamendung di Kabupaten Bogor, pagi itu, menyajikan suasana khas pedesaan: sejuk, teduh, dan sarat kabut tipis. Di tengah ketenangan, bergema kembali kalimat sakral yang diwariskan Prabu Tajimalela berabad-abad silam: “Insun Medal Insun Madangan.” Ia bukan sekadar petuah, melainkan semacam kompas moral bagi masyarakat adat untuk menata hidup.

Semangat itu kini diwujudkan lewat Saung Tani Kuta Madangan, sebuah inisiatif dari Wargi Karaton Sumedang Larang. Di sini, pertanian bukan hanya urusan bercocok tanam, tapi juga jalan untuk memperkuat ekonomi, menjaga tradisi, sekaligus membuka akses pendidikan.

Dalam seremoni penanaman perdana pada 10 September 2025, Rd. Artdeansyah Dilaga menjelaskan bahwa Saung Tani lahir dari amanat masyarakat. Warga menitipkan lahan kurang lebih seluas 24 hektar untuk dikelola berlandaskan adat dan budaya. Dari situ, lahir gagasan pertanian adat terintegrasi yang menggabungkan lahan tanam, peternakan, hingga pendidikan.

Sebagai permulaan, lahan seluas 1,8 hektar dijadikan pilot project. “Ini amanat yang harus dijalankan dengan komitmen bersama,” kata Artdeansyah. Bagi dia, setiap petak tanah bukan sekadar garapan, melainkan janji untuk menyejahterakan masyarakat tanpa melepaskan akar tradisinya. Saung Tani tidak berdiri sendiri. Pendampingan teknis datang dari Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bogor, sementara aspek pendidikan diperkuat oleh Emalia Foundation.

Menurut Maulana “Sures” Mansyur, salah satu inisiator, dukungan itu menjadi bahan bakar utama. Ia menilai visi Saung Tani sejalan dengan cita-cita besar bangsa: petani adat yang sejahtera dan cerdas, ikut mengisi ruang menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga; IPB University Siap Kawal Transformasi Pertanian di Jawa Barat

Dari pihak Karaton Sumedang Larang, Radya Anom Rd. Luky Djohari Soemawilaga berpesan agar nilai-nilai luhur tidak pernah dilepaskan. Ia mengingatkan agar budaya dan makna mendalam dari Insun Medal Insun Madangan tetap menjadi napas dalam setiap kegiatan.

Pesan itu dipahami betul oleh para penggagas Saung Tani. Tradisi, bagi mereka, tidak berhenti di cara menanam padi atau memelihara ternak. Ia juga hidup dalam cara memasarkan hasil panen, mengelola penjualan, hingga menjaga kesejahteraan petani.

Di tengah derasnya arus modernisasi pertanian, Saung Tani Kuta Madangan memilih berjalan dengan cara yang berbeda: memadukan adat dengan inovasi, menjaga warisan sambil merajut masa depan. Dan di sanalah gema “Insun Medal Insun Madangan” menemukan wujud nyatanya: sebagai cahaya yang membimbing masyarakat adat menuju kemakmuran bersama.

x|close