Ntvnews.id, Jakarta - Tyler Robinson, pemuda berusia 22 tahun, kini menjadi pusat perhatian publik setelah diduga terlibat dalam penembakan fatal terhadap aktivis sayap kanan Charlie Kirk.
Peristiwa mengejutkan ini terjadi di Utah Valley University pada Rabu (10/9/2025) sore waktu setempat, dan langsung memicu kecaman serta perdebatan sengit di seluruh spektrum politik Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNN International, Sabtu (13/9/2025), Robinson dikenal sebagai siswa berprestasi semasa sekolah menengah.
Dia lulus dari Pine View High School pada tahun 2021 dengan nilai akademis sempurna, IPK 4,0, dan menerima beasiswa penuh dari Utah State University.
Dalam sebuah video yang diunggah ibunya ke media sosial, Robinson tampak bangga membacakan surat penerimaan beasiswanya.
Sayangnya, prestasi akademik itu tak berlanjut. Setelah hanya satu semester kuliah di jurusan pra-teknik, dia mengambil cuti dan tidak pernah kembali.
Robinson kemudian tercatat mengikuti program magang kelistrikan di Dixie Technical College dan sempat tinggal di sebuah apartemen di St. George.
Menurut kerabat dan rekan-rekannya, Robinson dulunya dikenal sebagai sosok pendiam dan tertutup.
Dia disebut tidak banyak bicara, terutama soal politik, kecuali ketika topik tersebut dibahas terlebih dahulu.
Namun, belakangan ini, Robinson disebut semakin menunjukkan pandangan politik yang lebih kuat, terutama kecaman terhadap Charlie Kirk, yang disebutnya menyebarkan kebencian dalam diskusi keluarga.
Catatan pemilih menunjukkan Robinson terdaftar sebagai pemilih tanpa afiliasi partai dan belum pernah menggunakan hak pilihnya.
Baca Juga: Tyler Robinson Pemuda Usia 22 Tahun Jadi Tersangka Penembakan Aktivis AS Charlie Kirk
Penyelidikan dan Dugaan Motif
Penembakan terhadap Charlie Kirk terjadi pada Rabu (10/9/2025) sore Waktu setempat, saat dia mengadakan acara publik di kampus.
Senapan bolt-action yang diduga digunakan dalam insiden itu ditemukan di area hutan dekat lokasi, lengkap dengan selongsong peluru yang diukir dengan berbagai pesan kontroversial, mulai dari slogan anti-fasis hingga meme internet dan referensi video game seperti Helldivers 2 dan Far Cry 2.
Salah satu peluru bertuliskan, "Hei fasis! Tangkap!", yang oleh Gubernur Utah Spencer Cox disebut sebagai pesan yang "cukup jelas".
Namun, makna dari pesan-pesan tersebut masih diperdebatkan, karena bercampur dengan unsur trolling dan budaya daring yang ironis.
Penangkapan dan Peran Keluarga
Penangkapan Robinson dilakukan setelah pengejaran selama 33 jam oleh aparat federal dan lokal. Pihak keluarga memainkan peran penting dalam penyerahannya.
Sang ayah mengenali wajah anaknya dalam foto yang disebarkan FBI dan mengonfrontasinya langsung.
Setelah sempat menyarankan bunuh diri, Robinson akhirnya menyerahkan diri usai berbicara dengan seorang pendeta muda.
Reaksi Warga Sekitar
Warga di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun rumah orang tua Robinson mengaku terkejut. Banyak yang mengenalnya sebagai sosok biasa, bahkan "tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan politik."
Beberapa tetangganya menyebut bahwa dia jarang terlihat dan tidak pernah terlibat konflik. Hingga kini, Robinson belum berbicara kepada penyidik, dan motif pastinya masih dalam penyelidikan.
Namun kasus ini menambah daftar panjang serangan terhadap tokoh politik di Negara Paman Sam tersebut, dan kembali mengangkat perdebatan soal polarisasi ideologi serta pengaruh budaya daring terhadap generasi muda.