Danantara Siapkan Rp3 Triliun untuk Tiap Proyek PSEL di 33 Lokasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Sep 2025, 16:00
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
MD Legal Holding Investment Danantara Bono Daru Adji (kiri), Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja (tengah), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan) seusai Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa. (30/09/2025). MD Legal Holding Investment Danantara Bono Daru Adji (kiri), Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja (tengah), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan) seusai Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa. (30/09/2025). (ANTARA)

 Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun untuk pembangunan setiap satu titik proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Secara keseluruhan, proyek ini ditargetkan akan dibangun di 33 lokasi di Indonesia, dengan kapasitas penampungan hingga 1.000 ton sampah per hari di tiap lokasi.

“Di banyak negara, masalah sampah ini boleh dibilang sudah bisa ditanggulangi dengan salah satu teknologi yang paling banyak dipakai adalah teknologi waste to energy, incinerator, jadi dibakar. Budgetnya bisa cukup luas, mungkin untuk seribu ton, kira-kira antara Rp2 triliun-Rp3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya,” ujar Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, di Wisma Danantara Jakarta, Selasa, 30 September 2025.

Dalam realisasinya, Danantara Indonesia akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta pemerintah daerah.

Baca Juga: Danantara Kaji Skema Pelunasan Utang LRT Rp2,2 Triliun oleh KAI

Stefanus menjelaskan pihaknya akan mengundang mitra kerja untuk berkolaborasi, baik dari sektor swasta, pemda, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), maupun investor asing.

“Kita akan melakukan pemilihan mana teknologi atau partner yang paling tepat dan paling optimal. Karena, tujuannya adalah bukan sekedar mencari untung, tapi yang lebih penting adalah melakukan pemeriksaan lingkungan, mengurangi masalah darurat sampah,” ujar Stefanus.

Selain membantu mengatasi persoalan sampah, proyek ini juga diproyeksikan membuka lapangan pekerjaan baru serta memberikan multiplier effect di berbagai sektor.

Ia menyebutkan bahwa waktu pembangunan proyek diperkirakan membutuhkan 18 hingga 24 bulan.

Baca Juga: CEO Danantara Sebut Raksasa Teknologi AI Asal Amerika Mau Investasi di Indonesia

“Pembangunan kira-kira butuh 18 sampai 24 bulan, pasti kita akan meng-hire orang-orang yang menjalankan, mengoperasikan itu, dan ada effect multiplier-nya lagi yang bisa beberapa kali lipat,” jelas Stefanus.

Lebih jauh, Stefanus menyampaikan bahwa energi listrik yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah tersebut akan dibeli langsung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“Dan energinya itu sendiri akan dibeli langsung oleh PLN. Jadi bentuknya kira-kira skema-nya seperti itu,” ujar Stefanus.

(Sumber: Antara)

x|close