Ntvnews.id, Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan Indonesia dapat mencapai tingkat kemandirian energi hingga 80 persen pada tahun 2029.
“Kami mau dorong peningkatan lifting, juga memakai semua energi yang ada di kekayaan di negara kita. Insya Allah, 2029–2030 minimal 80 persen kemandirian energi dapat kita wujudkan,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, pencapaian target tersebut tidak hanya akan bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga melibatkan kerja sama dengan sektor swasta dan BUMN. Pemerintah, lanjutnya, harus bijak dalam mengelola APBN karena dana tersebut juga dialokasikan untuk berbagai program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis dan sekolah rakyat.
“Contoh, di PLN, kami ke depan akan membangun solar panel 80–100 GW. Ini kami akan pakai investor dari luar negeri berkolaborasi dengan PLN,” ujar Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil memaparkan sejumlah langkah konkret yang telah ditempuh pemerintah dalam mendorong kemandirian energi, salah satunya melalui penggunaan biodiesel 40 (B40), yaitu campuran crude palm oil (CPO) sebesar 40 persen dengan solar 60 persen.
Kebijakan ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor solar. Pada 2026, pemerintah menargetkan peningkatan kadar campuran menjadi B45 atau B50, yang berarti komposisi CPO akan mencapai 45–50 persen.
Baca Juga: Menteri Bahlil: Kewajiban Pemerintah Memastikan Stok BBM Cukup
Selain itu, pemerintah juga tengah mengkaji penerapan E10 atau bioetanol—campuran etanol 10 persen ke dalam bahan bakar minyak (BBM) sebagai upaya lain untuk mengurangi impor BBM.
“Agar kita tidak impor banyak dan juga membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan,” tutur Bahlil.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan kesiapan perusahaan dalam mendukung kebijakan tersebut. Ia menegaskan bahwa Pertamina telah menyesuaikan langkah-langkah strategisnya agar sejalan dengan kebijakan pemerintah, terutama dalam menjaga ketahanan energi nasional.
“Saat ini kami Pertamina sudah ada produk E5, yaitu Pertamax Green 95, jadi artinya itu 5 persennya adalah etanol,” ujar Simon.
Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah berharap Indonesia dapat memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus mewujudkan transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan tanpa sepenuhnya bergantung pada anggaran negara.
(Sumber: Antara)