Bantu Korban Ponpes Al Khoziny, Menteri PPPA: Kita Sediakan Trauma Healing

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Okt 2025, 13:30
thumbnail-author
Ramses Manurung
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri PPPA Arifah Fauzi saat menjadi narasumber dalam NTV Interview di Nusantara TV Menteri PPPA Arifah Fauzi saat menjadi narasumber dalam NTV Interview di Nusantara TV

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) turut membantu anak-anak dan para orang tua korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Sejak hari pertama kejadian, Kemen PPPA langsung berkoordinasi dengan dinas terkait dari Pemprov Jawa Timur dan memberikan layanan trauma healing kepada anak-anak yang menjadi korban dan para orang tua yang terdampak secara psikologis.

Demikian disampaikan Menteri PPPA Arifah Fauzi saat menjadi narasumber dalam program dialog NTV Interview di Nusantara TV, Senin (6/10/2025).

"Jadi pada saat peristiwa ini terjadi kami dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Penindungan Anak berkoordinasi dengan dinas di provinsi. Melakukan penjangkauan. Pertama tentunya kepada orang tua bagaimana didekati secara psikologis supaya juga mereka bisa bersabar menunggu prosesnya. Nah, kemudian anak-anak yang dalam kondisi sekarang masih di rumah sakit itu perlu ada trauma healing karena akan berpengaruh untuk selanjutnya," ujar Arifah Fauzi.

Arifah mengungkapkan insiden ambruknya musala Ponpes Al Khoziny tak hanya menelan korban jiwa dan korban luka tetapi juga membuat sebagaian santri dan orang tua larut dalam perasaan menyalahkan diri sendiri.

"Ada satu santri yang merasa kayak sedikit bersalah karena dia berada di tumpukan teman-temannya. Kemudian ada seorang ayah yang merasa ini karena saya. Menyalahkannya diri sendiri. Karena si anak ini aslinya belum mau balik ke pondok. Tapi si ayahnya menyampaikan bahwa nanti kamu ketinggalan pelajaran. Akhirnya hari Sabtu itu diantarkan orang tuanya dan hari Senin kejadian," tutur Arifah.

"Jadi kami mencoba menguatkan, "Bapak jangan merasa menyalahkan diri sendiri karena sebetulnya Bapak adalah bapak yang baik karena tidak ingin anaknya tertinggal pelajaran." Bukan bapak menyerahkan anak untuk peristiwa itu, itu kurang tepat. Alhamdulillah. Terus akhirnya si ayah ikhlas," imbuhnya.

Arifah dapat memahami kondisi yang dihadapi para orang tua santri. Pasalnya, hal yang sama juga dirasakan oleh Arifah karena cucu keponakannya menjadi korban dalam insiden ambruknya musala Ponpes Al Khoziny.

Baca juga: Menteri PPPA Kunjungi Nusantara TV jadi Narasumber Dialog "Perempuan dan Anak di Ruang Bersama Indonesia"

Ia menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan orang tua salah satu korban yang harus menjalani amputasi bagian kakinya.

"Orang tuanya yang belum siap. Bahwa anaknya harus kehilangan salah satu kakinya, anak laki-laki. Bagaimana nanti ke depannya pasti mikirnya panjang. Cuman saya sampaikan Ibu Bapak bahwa dokter lebih tahu mana yang terbaik untuk anak. Kalau ini didiamkan ini bisa ke mana-mana. Tapi kalau secara lebih cepat dieksekusi itu mungkin lebih baik untuk si anak," ungkapnya.

Menteri PPPA mengapresiasi layanan yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam proses evakuasi korban. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga selalu menyempatkan diri untuk melihat langsung ke lokasi jalannya proses evakuasi dan pelayanan kepada para orang tua yang menunggu upaya penyelamatan anak-anaknya.

"Bahkan kami melihat ada satu kamar yang diperuntukkan untuk anak-anak. Jadi orang tua yang anak-anaknya masih usia balita itu kan enggak bisa ditinggal. Jadi dibawa di situ ada ruangannya. Jadi saya melihat Jawa Timur sangat komprehensif total untuk memberikan sapaan dan layanan yang terbaik," ucapnya.

Berkaca dari kejadian ambruknya musala Ponpes Al Khoziny yang menelan banyak korban jiwa dan korban luka, Menteri PPPA menekankan anak-anak berhak mendapatkan tempat pendidikan yang aman dan ramah.

"Karena itu menjadi pondasi penting ketika hak-hak anak itu terpenuhi. Jadi, fasilitas, sarana, prasarana yang ada juga mendukung. Maka ini akan menjadikan anak-anak lebih nyaman ketika menuntut ilmu. Lebih terjaga dari segi keamanannya," pungkasnya.

x|close