Investigasi Keamanan Dalam Negeri mencatat antara Oktober 2021 dan Maret 2023, terdapat 13.000 laporan tentang pemerasan finansial yang melibatkan 12.600 anak di bawah umur, kebanyakan adalah anak laki-laki, di Amerika Serikat.
Penipuan ini telah memicu setidaknya 20 kasus bunuh diri, menurut Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).
"Pelaku pemerasan seksual yang didorong oleh motif finansial sering kali berada di luar Amerika Serikat—terutama di negara-negara Afrika Barat seperti Nigeria dan Pantai Gading, atau negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina," kata FBI dalam sebuah pernyataan pada bulan Januari.
Baca Juga: Shandy Aulia Pamer Rambut Baru, Instagramnya Digeruduk Netter
Untuk mengatasi meningkatnya kejahatan seksual online, Meta mengumumkan pada bulan April bahwa mereka sedang menguji fitur "perlindungan ketelanjangan" berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diterapkan pada fitur pesan langsung di Instagram untuk melindungi remaja.
Pada bulan yang sama, dua pria ditangkap di Nigeria karena mencoba memeras seorang remaja Australia dengan ancaman akan menyebarluaskan "foto pribadi anak tersebut" jika dia tidak membayar mereka sebesar 500 dolar Australia atau sekitar 5,3 juta rupiah.
Polisi Australia melaporkan bahwa anak laki-laki tersebut bunuh diri setelah diancam oleh para tersangka dalam kasus pemerasan seks ini.