Aksi protes yang awalnya dimulai bulan lalu sebagai penolakan terhadap kuota pekerjaan pegawai negeri, telah berkembang menjadi kerusuhan terburuk selama 15 tahun masa pemerintahan Hasina dan menjadi seruan luas agar PM berusia 76 tahun itu mundur.
Meskipun jam malam diberlakukan oleh pasukan keamanan Bangladesh, para demonstran tetap turun ke jalan-jalan di Dhaka, mengabaikan larangan tersebut.
Baca Juga: Kerusuhan Bangladesh, 563 WNI Selamat
Pada hari yang sama, akses internet sangat dibatasi, perkantoran ditutup, dan lebih dari 3.500 pabrik yang penting bagi industri garmen Bangladesh ikut tutup.
Tentara dan polisi dengan kendaraan lapis baja dikerahkan di berbagai wilayah Dhaka, dengan barikade dan kawat berduri dipasang di jalan-jalan menuju kantor Hasina. Namun, massa yang berjumlah besar tetap membanjiri jalanan, bahkan merobohkan barikade.
Sedikitnya 94 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi pada Minggu waktu setempat, termasuk 14 personel kepolisian di antara korban tewas tersebut.