Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Pyongyang mengungkapkan bahwa mereka telah menguji coba sistem peluncur rudal taktis tersebut bulan lalu. Dalam pidatonya, Kim Jong Un menyatakan bahwa sistem peluncur baru ini akan memberikan kekuatan 'luar biasa' kepada unit militer di garis depan dalam menghadapi Korea Selatan.
Ia juga mengatakan bahwa sistem ini membuat pengoperasian senjata nuklir taktis menjadi lebih praktis dan efisien. Foto-foto yang dipublikasikan oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan deretan truk peluncur berwarna hijau militer memenuhi jalanan besar, disaksikan oleh ribuan penonton yang hadir dalam seremoni yang digelar dengan meriah, lengkap dengan pertunjukan kembang api.
Korea Utara diketahui telah memperluas arsenal senjata jarak pendek yang bersifat mobile, dirancang untuk membanjiri pertahanan rudal Korea Selatan. Selain itu, mereka juga mengembangkan rudal balistik antarbenua yang ditujukan untuk mencapai daratan Amerika Serikat.
Saat berbicara di hadapan personel militer dan ilmuwan dalam acara tersebut, Kim Jong Un menyerukan agar negara bersiap untuk menghadapi konfrontasi berkepanjangan dengan Amerika Serikat, serta mendesak agar kekuatan militer terus diperluas tanpa henti.
Baca Juga: Korea Utara Bangun 50 Ribu Rumah Gratis untuk Warga Tanpa Potong Gaji
"Kita memilih antara dialog atau konfrontasi, tetapi pelajaran dan kesimpulan dari 30 tahun terakhir adalah bahwa kita harus lebih siap untuk konfrontasi," ujarnya.
Kim Jong Un menegaskan bahwa memperkuat dan meningkatkan arsenal nuklir adalah cara terbaik untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai 'ancaman dan tekanan nuklir dari Amerika Serikat'. Ia juga membenarkan pembangunan militer Korea Utara sebagai tanggapan terhadap kerjasama militer yang 'semakin brutal' antara AS dan sekutu-sekutunya di wilayah tersebut, yang ia sebut kini menunjukkan karakteristik 'blok militer berbasis nuklir'.