Dalam surat tersebut, dr. Diani mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, asistennya dan kerabatnya yang mendaftar sebagai dokter umum ditanya apakah mereka bersedia melepas hijab jika diterima bekerja di RS Medistra.
RS Medistra (Google Maps)
"Ada pertanyaan terakhir dalam sesi wawancara yang menanyakan tentang penampilan dan mengingat RS Medistra adalah rumah sakit internasional, muncul pertanyaan apakah pelamar bersedia melepas hijab jika diterima," tulis surat itu.
Dr. Diani juga mempertanyakan status RS Medistra yang mengklaim sebagai rumah sakit internasional, namun menerapkan tindakan diskriminatif seperti itu.
Dia bahkan membandingkan RS Medistra dengan rumah sakit lain di Jakarta Selatan yang lebih ramai, yang memperbolehkan semua pegawai (perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan dokter subspesialis) menggunakan hijab.