Bantu Israel, AS Bakal Incar Hal Penting Iran Ini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Okt 2024, 17:00
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT (Antara/Antadolu/aa)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Iran akan membayar mahal atas serangan rudalnya. Pemerintah AS juga berkomitmen untuk bekerja sama guna memastikan Iran menghadapi "konsekuensi serius."

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pernyataannya di Doha pada Kamis, mengatakan bahwa Teheran siap merespons setiap serangan. "Setiap serangan militer, tindakan teror, atau pelanggaran garis merah kami akan dijawab dengan respons tegas oleh angkatan bersenjata kami," ujarnya.

Pada saat yang sama, militer Israel memerintahkan evakuasi lebih dari 20 kota di selatan Lebanon, seiring dengan berlanjutnya serangan Israel terhadap Hizbullah di pinggiran kota Beirut. Jumlah total kota yang diperintahkan untuk dievakuasi kini mencapai 70, termasuk Nabatieh, ibu kota provinsi tersebut.

Baca Juga: PM Israel Netanyahu Minta Maaf Atas Hal Ini

Dahiye, sebuah kawasan padat penduduk di pinggiran selatan Beirut yang menjadi basis kekuasaan Hizbullah, dihantam lebih dari selusin serangan udara Israel pada Kamis. Serangan tersebut dilaporkan mengenai sejumlah target penting Hizbullah, termasuk situs senjata dan pusat intelijen.

Hizbullah merespons dengan meluncurkan roket ke pangkalan militer Israel di Teluk Haifa, yang memicu sirene peringatan di wilayah Galilea di Israel utara. Sebagian roket berhasil dicegat, sementara yang lain jatuh di area terbuka.

Di sisi lain, kelompok negara G7 yang mencakup AS, Inggris, dan sekutu lainnya mengutuk serangan rudal Iran dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keamanan Israel. Namun, mereka juga menyerukan gencatan senjata di Gaza dan penghentian permusuhan di Lebanon untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Halaman
x|close