Menjadi Presiden
Presiden Iran Ebrahim Raisi (Tangkapan Layar: YouTube)
Kemenangan Raisi dalam pemilu, yang menggantikan Hassan Rouhani sebagai presiden, mewakili penolakan kelompok ultra-konservatif Iran terhadap perjanjian nuklir tahun 2015 dengan negara-negara besar yang memberikan keringanan bagi Iran dari sanksi internasional.
Sekarang, di bawah kepemimpinan Raisi, Iran memperkaya uranium hampir pada tingkat senjata dan menghalangi inspeksi internasional. Upaya pertama Raisi untuk menggantikan Rouhani pada tahun 2017 gagal karena Rouhani memenangkan 57% suara.
Namun profilnya mendapat dorongan baru ketika Ayatollah Ali Khamenei menunjuknya sebagai wakil ketua Majelis Ahli pada tahun 2019. Raisi memenangkan pemilihan presiden tahun 2021, meskipun pemungutan suara tersebut merupakan jumlah pemilih terendah dalam sejarah Republik Islam.
Pada akhir tahun 2022, gelombang protes nasional meletus setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat untuk perempuan. Pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi, yang merupakan musuh lama kawasan, mengumumkan kesepakatan mengejutkan yang memulihkan hubungan diplomatik.