"Gangguan iklim di Samudera Pasifik dan di Samudera Hindia. Di samudera Pasifik kita beri istilah gangguan iklim Enso. Hingga akhir bulan Oktober 2024, pemantauan pada suhu permukaan laut di samudera pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin," kata dia.
"Di Samudera Hindia, menunjukkan kondisi dengan indeks bulanan sekitar 0,7, ini artinya baik samudera pasifik samudera Hindia suhu permukaan lautnya mendingin di Bawah rata-rata normal," sambungnya.
Dwikorita Karnawati (YouTube BMKG)
Selanjutnya, Dwikorita menjelaskan tentang kondisi perairan Indonesia pada tahun 2025 mendatang. Katanya, perairan Indonesia secara umum menunjukkan kondisi suhu muka laut lebih hangat dari pada normal dengan nilai rata-rata anomali pada bulan Oktober sebesar positif 0,69 derajat celcius
"Jadi ini lebih hangat sebesar 0,69 derajat celcius. Kondisi La Nina lemah ini diprediksi akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025, umumnya dimulai November dan diperkirakan lanjut hingga Januari, Februari, Maret," jelas dia.
Selanjutnya Enso tersebut akan Kembali beralih menuju fase Eno Netral, dan kondisi netral tersebut bertahan hingga akhir tahun 2025.
Kondisi IOD atau pendinginan suhu muka air laut di bawah rata-rata normal di wilayah Samudera Hindia diprediksi akan Kembali netral dan terus netral hingga akhir tahun 2025.
Mengenai suhu udara permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia, mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2025 diprediksi akan mengalami anomali. Hal ini berkisar antara positif 0,3 sampai positif 0,6 derajat celcius pada bulan Mei hingga Juli 2025.