Ntvnews.id, Moskow - Pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah telah menerima usulan dari Amerika Serikat mengenai gencatan senjata dengan Israel, meskipun ada beberapa keberatan terhadap beberapa bagian dari isi usulan tersebut, mengutip Ali Hasan Khalil, seorang ajudan ketua parlemen Lebanon.
Menurut pejabat tersebut, ini merupakan langkah paling serius dalam upaya mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.
Lebanon telah menyerahkan tanggapan resmi kepada duta besar AS di Lebanon pada hari Senin, 18 November 2024. Demikian dilansir dari Antara, Selasa, 19 November 2024.
Khalil menekankan bahwa semua tanggapan yang diberikan menegaskan komitmen penuh Lebanon terhadap implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 beserta seluruh ketentuannya. Ia juga menyatakan bahwa keberhasilan dari inisiatif ini sangat bergantung pada Israel, yang menurutnya dapat menciptakan lebih banyak masalah jika tidak menginginkan solusi yang damai.
Baca juga: Momen Fans Dortmund dan Manchester United Kagum dengan Suporter Timnas Indonesia
Selain itu, Khalil menyebutkan bahwa Israel berusaha untuk bernegosiasi sambil terus melakukan serangan, merujuk pada peningkatan serangan udara di Beirut dan sekitarnya. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi sikap Lebanon.
Pada hari Minggu, beberapa sumber politik di Lebanon menginformasikan kepada RIA Novosti bahwa utusan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Amos Hochstein, berencana untuk mengunjungi Beirut dalam beberapa hari mendatang, setelah pihak Lebanon menyusun tanggapan atas proposal AS terkait gencatan senjata dengan Israel.