Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memberikan tanggapan terkait pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia. Ia menegaskan bahwa tidak ada penutupan paksa terhadap pameran tersebut.
Menurut Fadli Zon, pembatalan yang terjadi tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan pembungkaman. Ia menyatakan bahwa pemerintah tetap mendukung kebebasan berekspresi dalam dunia seni.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada beredel. Kita ini mendukung kebebasan ekspresi," ujar Fadli Zon dalam wawancaranya dengan media, seperti dilansir dari akun TikTok @omwah999 pada Minggu, 22 Desember 2024.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (NTVnews.id)
Fadli Zon menjelaskan bahwa penundaan pameran tersebut terjadi karena beberapa karya seni yang dipamerkan tidak sesuai dengan tema yang telah disepakati.
Menurut Fadli, sejumlah lukisan dipasang oleh Yos Suprapto sendiri tanpa persetujuan dari kurator. "Beberapa lukisan itu, saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema," ungkapnya.
"Ada tema yang mungkin motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian, ada juga yang telanjang, itu tidak pantas. Telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas budaya tertentu," lanjut Fadli Zon.
Lukisan Yos Suprapto yang dianggap kontroversial (Istimewa)
Ia menambahkan bahwa penggambaran objek bertopi raja Jawa atau raja Mataram dalam karya tersebut dapat memunculkan sensitivitas yang masuk kategori SARA.