Namun, ia mengungkapkan bahwa dampak terbesar dari adanya pagar bambu ini adalah menurunnya pendapatan nelayan yang semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Sekarang, untuk mengisi solar saja harus lebih banyak. Jika sebelumnya kami hanya mengisi 5 liter, sekarang harus 7 liter. Pemasukan jelas turun jauh,” tambahnya.
Nelayan tersebut juga mengatakan bahwa pagar bambu tersebut telah terpasang sekitar enam bulan yang lalu, dan diyakini dipasang oleh warga dari Desa Tanjung Kait, Kabupaten Tangerang.
“Orang yang memasang pagar ini kami tidak tahu, tapi kapal mereka berasal dari Tanjung Kait. Kapalnya kecil, dan mereka pasang bambu secara manual,” katanya.
Selama pemasangan pagar tersebut, dia mengaku tidak ada patroli dari pihak kepolisian yang terlihat, padahal sebelumnya mereka sering bertemu dengan petugas patroli.
“Petugas patroli laut juga tidak terlihat saat pemasangan pagar bambu di wilayah Karang Serang hingga Tanjung Kait. Tapi orang yang pasang pagar itu cepat sekali, pagi pasang, siang sudah selesai,” tuturnya.
Dia berharap pagar bambu tersebut segera dibongkar karena telah mengganggu mata pencaharian para nelayan.