Ntvnews.id, Palembang - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menekankan Indonesia sudah dipandang sebagai pemain utama pertambangan dunia.
“Berbagai ahli analis memprediksi tembaga akan menjadi mineral masa depan karena saat ini 65% tembaga di dunia digunakan untuk penghantar listrik. Semakin negara berlomba untuk membangun renewable power plant, semakin banyak tembaga yang dibutuhkan. Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, semakin banyak tembaga yang dibutuhkan,” kata Tony saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Sriwijaya (UNSRI) bertajuk "Pertambangan Terintegrasi Hulu Hilir Menuju Indonesia Emas" di Kampus UNSRI Indralaya, Palembang, Senin.
Tony menjelaskan PTFI saat ini mengoperasikan tambang bawah tanah terbesar di dunia dan smelter single line terbesar di dunia. Hal ini menjadikan PTFI sebagai produsen katoda tembaga terbesar di dunia dan sebagai pertambangan terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menekankan Indonesia sudah dipandang sebagai pemain Utama pertambangan dunia saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Sriwijaya (UNSRI) bertajuk (Dok: NTVNews.id)
“Smelter PTFI yang baru dapat memproduksi katoda tembaga sebanyak 600.000 ton per tahun, dan apabila digabung dengan smelter pertama yaitu PT Smelting total memproduksi hampir 1 juta ton katoda tembaga per tahun,” kata Tony.
Kuliah Tamu di UNSRI dibuka oleh Pj Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi, disaksikan Rektor UNSRI Taufiq Marwa, Pembantu Rektor, para Dekan, dan lebih dari 400 Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik serta para mahasiswa asal Papua yang menempuh studi di UNSRI.
Elen mengatakan Freeport Indonesia adalah perusahaan tambang tembaga terintegrasi dari hulu ke hilir dalam negeri. Kegiatan ini merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa dan akademisi untuk memahami bagaimana perusahaan besar seperti PTFI mengelola sumber daya alam. Ia juga mengapresiasi komitmen PTFI yang telah membangun smelter single line terbesar di dunia untuk mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah.
Para mahasiswa berkesempatan bertanya dan berdialog dengan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat Kuliah Umum di Universitas Sriwijaya (UNSRI) bertajuk (Dok: NTVnews.id)
“Dengan kegiatan ini tentu kita berharap ada pencerahan, membuka pemikiran kita terutama bagaimana sektor pertambangan bisa diintegrasikan antara hulu dan hilir. Saya yakin ini dapat menjadi kesempatan kita untuk belajar, transfer teknologi, ilmu pengetahuan dan sangat diperlukan di beberapa kampus termasuk UNSRI,” kata Elen.