Ntvnews.id, Moskow - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan kesediaannya untuk mengakhiri perang di Gaza jika para pemimpin Hamas meninggalkan wilayah tersebut dan mengasingkan diri ke negara ketiga, menurut laporan Axios.
Netanyahu menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan Presiden AS, Donald Trump, di Washington pada Rabu, berdasarkan informasi dari sumber yang dikutip portal berita tersebut.
Dikatakan bahwa pengasingan pemimpin Hamas menjadi salah satu syarat dalam rencana perdamaian yang diajukan Netanyahu kepada Trump. Selain itu, ia juga menyatakan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama di Gaza guna membebaskan lebih banyak sandera.
Baca juga: Kebijakan Donald Trump Bisa Bikin Harga iPhone Lebih Terjangkau Dibandingkan Samsung Galaxy di AS
Sumber lain mengungkapkan bahwa perpanjangan gencatan senjata ini dapat membuka jalan bagi pembebasan dua atau tiga warga Israel yang masih disandera oleh Hamas. Jika perpanjangan ini disepakati, dalam negosiasi tahap kedua, Netanyahu berencana menawarkan pembebasan sejumlah warga Palestina yang masih ditahan oleh Israel, termasuk seorang tahanan "senior."
Pejabat AS mengatakan bahwa sebagai imbalannya, Netanyahu akan meminta Hamas untuk membebaskan semua sandera yang tersisa dan agar pemimpin kelompok tersebut meninggalkan Gaza.
Gencatan senjata tahap pertama di Gaza telah berlangsung sejak 19 Januari sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk saling membebaskan sandera dan tahanan. Kesepakatan ini difasilitasi oleh Qatar, Mesir, dan AS, yang telah mendirikan pusat koordinasi di Kairo.