Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah tambang emas di Zimbabwe mengubah bekas tempat pembuangan limbahnya menjadi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna memenuhi kebutuhan operasional tambang dan berbagai kelebihan energi ke jaringan listrik nasional.
Proyek di wilayah barat daya Zimbabwe ini menuai pujian dari para pegiat lingkungan. Pascakehilangan waktu produksi berjam-jam akibat kelangkaan listrik kronis, tambang emas Turk di Zimbabwe memutuskan untuk bertindak.
Para pekerja memindahkan 1,5 juta ton limbah tambang dari tempat pembuangan dan membangun pembangkit listrik tenaga surya yang menghasilkan 4,4 megawatt (MW) listrik setiap jam.
"Pemasangan PLTS di lahan bekas tambang adalah rencana strategis untuk menyatakan kami harus menyelamatkan lingkungan. Kami harus menghindari penebangan pohon di lahan baru dan memilih bekas tempat pembuangan sampah yang telah kami rehabilitasi. Sejak itu, listrik yang dihasilkan PLTS mampu menjalankan pabrik, semua peralatan, setiap aset yang kami miliki di tambang, dan jika berlebih, listrik kami salurkan ke jaringan listrik nasional," ujar Manajer Lingkungan Turk Mine Zimbabwe, Taurai Danda, seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Today, Selasa (4/6/2024).
Menurut Taurai, tidak seperti yang sebelumnya, tempat pembuangan baru tidak melepas limbah tercemar ke sungai terdekat. Sebaliknya, limbah padat disimpan di tempat pembuangan, sementara air didaur ulang untuk dipakai di tambang.
Menurut Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Wilayah Barat Daya Zimbabwe, Chipo Mpofu-Zuze, tambang-tambang lain seharusnya meniru tambang Turk yang dimiliki oleh pihak Kanada.
"Mereka membuang limbah, tailing ke lokasi baru yang dirancang dengan baik untuk melindungi air bawah tanah dari kontaminasi. Kami juga menghargai mereka tidak membuka lahan perawan untuk lokasi PLTS. Mereka menyelamatkan lahan. Kami menghargai mereka ramah lingkungan, bukan mengandalkan tenaga panas atau tenaga air. Kami tahu dampaknya terhadap lingkungan," sebut Chipo.