Salah satu pernyataan yang lebih kontroversial adalah ketika wanita tersebut menuding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mematuhi aturan internasional terkait pencetakan uang.
Menurutnya, tindakan tersebut membuatnya enggan untuk memberikan tanda tangan pada urusan pemerintah Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat telah mencetak uang melebihi kapasitas yang diperbolehkan, yang menjadi salah satu alasan utama mengapa ia tidak memberikan persetujuannya dalam urusan pencetakan uang yang melibatkan negara-negara besar.