Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah mengambil langkah strategis dalam efisiensi anggaran guna mengoptimalkan alokasi dana di berbagai sektor. Salah satu sektor yang terkena dampaknya adalah Kementerian Kesehatan.
Kemenkes mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp19,6 triliun dari total pagu Rp105 triliun. Meskipun anggaran berkurang, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
Dampak dari kebijakan ini mulai terasa di berbagai instansi pemerintahan, termasuk pembatasan operasional kantor hingga pukul 5 sore. Selain itu, efisiensi anggaran juga berimbas pada pengurangan konsumsi listrik di lingkungan perkantoran.
@djr0651 #semangatkerja #asncore ♬ Manusia Kuat - Tulus
Akibat hal tersebut, fasilitas seperti lift dan pendingin ruangan (AC) harus diatur penggunaannya secara lebih ketat. Salah seorang pegawai di Kemenkes merasakan dampak kebijakan ini, terutama dalam penggunaan lift yang kini harus mengikuti jadwal tertentu.
Kondisi ini mengharuskan mereka menunggu giliran untuk naik lift, yang sebelumnya bisa digunakan kapan saja. Tak hanya itu, sistem absensi manual yang diterapkan semakin menambah antrean pegawai saat melakukan presensi kerja.
“Korban efisiensi anggaran, lift dimatikan pake jadwal. Antri depan mesin absen. Efisiensi anggaran. Jadwal operasional lift diatur,” tulis pengguna yang diduga sebagai pegawai Kemenkes, dilansir akun TikTok @djr0651, Selasa, 11 Februari 2025.
PNS Ngeluh Efisiensi Anggaran (TikTok)
Meskipun kebijakan efisiensi anggaran ini ditujukan untuk menekan pengeluaran negara, banyak pihak berharap agar pelaksanaannya tidak menghambat produktivitas pegawai.