Ngeri, Puluhan Orang Tewas Gegara Hujan Es

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Feb 2025, 09:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Hujan Badai Ilustrasi Hujan Badai (Istimewa)

Ntvnews.id, Kabul - Pejabat setempat melaporkan bahwa hujan es yang melanda Afghanistan telah menewaskan 21 orang, sementara 8 orang lainnya kehilangan nyawa akibat hujan lebat.

"Dua puluh satu orang tewas dan enam lainnya cedera akibat hujan es di provinsi Farah bagian barat," ujar Mohammad Israel Sayar, kepala Departemen Penanggulangan Bencana Provinsi Farah, seperti dikutip AFP, Rabu, 26 Februari 2025.

Para korban diketahui merupakan anggota dua keluarga yang sedang berpiknik saat kejadian.

Di wilayah Kandahar bagian selatan, departemen penanggulangan bencana setempat mengumumkan bahwa 8 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, meninggal dunia di beberapa lokasi akibat hujan deras.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Modifikasi Cuaca, Kurangi Curah Hujan 40-60 Persen

"Hari ini, empat wanita yang sedang sibuk mencuci pakaian tersapu banjir... dan hanya satu wanita yang selamat," demikian pernyataan resmi dari departemen tersebut.

Selain itu, seorang anak dilaporkan tenggelam di Kandahar, sementara atap rumah yang runtuh menimpa satu keluarga, menyebabkan seorang wanita dan tiga anak meninggal dunia.

Afghanistan, yang termasuk salah satu negara termiskin di dunia setelah mengalami konflik berkepanjangan, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim berkontribusi pada cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.

Baca Juga: Terungkap Alasan Prabowo Hujan-hujanan Sambut Erdogan

Negara ini menempati peringkat keenam sebagai wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

Kekeringan, banjir, degradasi lahan, serta menurunnya produktivitas pertanian menjadi ancaman utama. Hal ini disampaikan oleh perwakilan badan pembangunan PBB di Afghanistan, Stephen Rodriques, pada tahun 2023.

Banjir bandang yang terjadi pada Mei tahun lalu menewaskan ratusan orang dan menghancurkan sebagian besar lahan pertanian di negara tersebut, di mana 80 persen penduduknya bergantung pada sektor pertanian untuk bertahan hidup.

x|close