Putra Mahkota Sebut 'Nyesel Gabung Republik', Keraton Solo: Itu Bentuk Kritik Peduli Pemerintah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Mar 2025, 14:11
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko atau KGPAA Hamangkunegoro, baru-baru ini menarik perhatian publik melalui unggahan di media sosial.

Pewaris dinasti Mataram Islam tersebut menuliskan sebuah status di akun Instagram pribadinya @kgpaa.hamangkunegoro, yang memunculkan tanda tanya di kalangan netizen.

Dalam unggahannya, ia menuliskan kalimat "Nyesel gabung Republik" dengan latar belakang hitam. Status tersebut dipublikasikan pada Jumat, 28 Februari 2025. Selain itu, ia juga menambahkan pernyataan lain, yakni "Percuma Republik Kalau Cuma untuk Membohongi."

Tak lama setelah unggahan itu dibuat, Sang Putra Mahkota menghapusnya. Meski begitu, tangkapan layar dari unggahan tersebut sudah tersebar luas di berbagai platform media sosial, terutama di X (sebelumnya Twitter). Salah satu akun yang turut membagikan ulang status itu adalah @helmi_stbd.

"BREAKING NEWS: KGPAA Hamangkunegoro sebagai putra mahkota Kasunanan Surakarta menyampaikan penyesalan bergabungnya Kraton Surakarta ke dalam Republik Indonesia," tulis keterangan di unggahan tersebut. 

Menanggapi kehebohan ini, Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KPA H Dany Nur Adiningrat, buka suara. Menurutnya, unggahan itu merupakan bentuk kritik terhadap pemerintah Indonesia saat ini yang tengah dihadapkan pada berbagai permasalahan kompleks.

Dany menjelaskan bahwa ada empat isu utama yang menjadi perhatian KGPAA Hamangkunegoro sehingga ia memutuskan untuk menyampaikan kritiknya melalui media sosial.

Isu pertama adalah dugaan kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga. Selain itu, masalah PHK massal serta penutupan PT Sritex di Sukoharjo. Isu berikutnya adalah korupsi yang terjadi di PT Timah, serta persoalan terkait proyek pagar laut di wilayah perairan Tangerang, Banten.

Tak hanya menyinggung keempat isu tersebut, Hamangkunegoro juga mengangkat kembali status Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang hingga kini belum mendapatkan kepastian dari pemerintah. Dany menegaskan bahwa apa yang disampaikan oleh sang putra mahkota merupakan bentuk kepedulian terhadap negara.

"Mungkin ini pemikiran yang melatarbelakangi beliau untuk memberikan peringatan keras kepada pemerintah. Kritik ini merupakan bentuk kepedulian terhadap pemerintah," ungkap Dany.

x|close