"Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran," kata jubir Guterres, Stephane Dujarric.
Anak Palestina (Istimewa)
Laporan tersebut direncanakan untuk disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni 2024, dan akan secara resmi diterbitkan beberapa waktu setelahnya.
Baca Juga: Jokowi Kecam Keras Serangan Israel ke Rafah Palestina
Menanggapi unggahan Erdan di media sosial, Dujarric mengakui bahwa dia merasa terkejut. "Sejujurnya, ini adalah hal yang belum pernah saya saksikan dalam 24 tahun saya melayani organisasi ini," tambahnya.
Sementara itu, pejabat senior Palestina, Riad Malki, menyambut baik keputusan PBB meskipun dianggap terlambat. Menurut kantor media pemerintah Gaza, lebih dari 36.700 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak awal Oktober, termasuk 15.571 anak-anak.
"Dihadapkan pada bencana di Gaza, yang dilihat dunia secara langsung dengan genosida yang khusus menargetkan anak-anak dan perempuan, Sekjen PBB tidak lagi memiliki alasan untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam," kata Malki dalam pernyataannya.
Meskipun agresi Israel terhadap Palestina masih berlanjut, dan sudah dikutuk oleh komunitas internasional, serangan brutal Israel semakin meningkat di kamp-kamp pengungsi di Rafah dan Nuseirat di Gaza tengah.