A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Ngeri, Ponsel Hingga Email Presiden Meksiko Kena Retas - Ntvnews.id

Ngeri, Ponsel Hingga Email Presiden Meksiko Kena Retas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 06:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum berbicara dalam konferensi pers di Istana Nasional di Kota Meksiko, Meksiko, pada 4 Maret 2025. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum berbicara dalam konferensi pers di Istana Nasional di Kota Meksiko, Meksiko, pada 4 Maret 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Meksiko City - Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengungkapkan bahwa ponsel pribadi dan akun email lamanya telah diretas oleh pihak yang tidak dikenal. Peretasan ini diduga berkaitan dengan ekstradisi para gembong narkoba ke Amerika Serikat.

"Mereka meretas telepon dan akun email saya," ujar Sheinbaum dalam konferensi pers hariannya di Mexico City, seperti dikutip dari AFP, Rabu, 19 Maret 2025.

Sheinbaum menyatakan bahwa belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas peretasan tersebut.

Ia juga tidak menjelaskan secara rinci kapan insiden itu terjadi. Namun, menurut laporan New York Times (NYT), peretasan tersebut terjadi setelah otoritas Meksiko menyerahkan 29 tersangka gembong narkoba kepada otoritas AS bulan lalu.

Dalam pernyataannya, Sheinbaum menegaskan bahwa semua akun email dan telepon resmi tetap aman.

Baca Juga: Berawal dari AS, Wabah Campak Kini Sudah Merebak ke Meksiko

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nomor ponsel pribadinya yang diretas telah bocor ke media sosial saat kampanye kepresidenan tahun lalu. Nomor tersebut telah digunakannya sejak sebelum menjabat sebagai Presiden Meksiko pada Oktober tahun lalu.

Sebulan sebelumnya, Meksiko mengumumkan ekstradisi 29 tersangka pengedar narkoba ke Amerika Serikat, sebagaimana dilaporkan oleh AFP. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan yang meningkat dari Presiden AS Donald Trump untuk menindak penyelundupan fentanil, atau menghadapi ancaman tarif perdagangan yang besar.

Ekstradisi dalam jumlah besar ini, yang disebut-sebut melibatkan beberapa tokoh utama kartel narkoba, dilakukan saat Meksiko berusaha mencapai kesepakatan dengan Washington guna menghindari pengenaan tarif perdagangan yang dikaitkan Trump dengan migrasi ilegal dan perdagangan narkoba.

Trump sebelumnya telah menetapkan delapan organisasi perdagangan narkoba Amerika Latin, termasuk enam kartel asal Meksiko, sebagai organisasi teroris.

Menurut Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional Badan Penegakan Narkoba AS (DEA), jumlah tersangka yang diekstradisi secara bersamaan ini merupakan langkah yang "bersejarah".

Baca Juga: Presiden Meksiko Segera Umumkan Langkah Balasan Atas Tarif Impor AS

"Di masa lalu, Meksiko hanya mengekstradisi beberapa tersangka dalam satu waktu," ujarnya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa pemerintah Meksiko kemungkinan berharap langkah ini berdampak positif pada negosiasi tarif dengan AS.

Dalam pernyataan bersama, Departemen Kehakiman AS, Kementerian Keamanan Publik Meksiko, dan Kantor Kejaksaan Umum Meksiko mengonfirmasi permintaan ekstradisi tersebut, meskipun mereka tidak menyebutkan nama-nama tersangka secara spesifik.

Namun, laporan media Meksiko menyebutkan bahwa di antara mereka yang diekstradisi terdapat mantan pemimpin kartel Zetas, Omar dan Miguel Angel Trevino Morales, serta pengedar narkoba veteran Rafael Caro Quintero.

Caro Quintero, yang diduga terlibat dalam pembunuhan agen DEA Enrique "Kiki" Camarena, pernah masuk dalam daftar 10 buronan paling dicari oleh FBI sebelum akhirnya ditangkap pada tahun 2022.

x|close