Korban Pemerkosaan Dokter PPDS Anestesi FK Unpad Bertambah Jadi 3 Orang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Apr 2025, 09:20
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Dokter Priguna Anugerah Dokter Priguna Anugerah (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Pihak kepolisian menyatakan jumlah korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Priguna Anugrah Pratama alias PAP (31), seorang dokter residen dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), telah bertambah menjadi tiga orang.

Selain FH (21) yang merupakan keluarga pasien di RSUP Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dua korban lainnya diketahui adalah pasien rumah sakit yang sama.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan, menjelaskan bahwa tindakan pemerkosaan terhadap para korban dilakukan oleh tersangka pada waktu yang berbeda-beda.

“PAP diduga menggunakan modus yang sama terhadap dua korban lainnya, yakni membius korban dengan alasan pemeriksaan darah,” jelas Surawan saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Rabu, 9 April 2025.

Dikatakan bahwa pelaku memanfaatkan kondisi medis yang sedang dihadapi korban sebagai celah untuk melancarkan aksinya. Setelah korban dibuat tidak sadar melalui zat bius, pelaku kemudian melakukan pelecehan seksual.

“Satu korban yang sudah kami tangani adalah FH, seorang pendamping pasien. Dua lainnya masih berada di rumah sakit dan belum diperiksa,” lanjutnya.

Surawan juga menyebutkan bahwa satu dari dua korban sempat dijadwalkan untuk dimintai keterangan, namun proses tersebut tertunda karena adanya libur Lebaran.

"Sebelum Lebaran sebenarnya sudah dijadwalkan, tapi terhalang masa libur," ujarnya.

Di sisi lain, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengajak masyarakat yang mungkin pernah menjadi korban untuk segera melaporkan kejadian yang mereka alami.

“Kemungkinan jumlah korban bertambah, dan kami terbuka untuk menerima laporan lainnya,” tegasnya.

Sebelumnya, FH (21), yang merupakan pendamping pasien, telah lebih dulu melaporkan insiden dugaan pelecehan seksual tersebut ke Polda Jabar. Sedangkan dua korban lainnya belum menyampaikan laporan resmi, meskipun informasi tentang mereka sudah diperoleh dari pihak rumah sakit.

“Dua korban lainnya adalah pasien, bukan keluarga pasien seperti FH. Pelaku sama, tetapi kasusnya berbeda,” ujar Surawan.

Ia juga menghimbau agar para korban lainnya yang belum melapor bisa segera memberikan keterangan secara resmi kepada pihak berwenang.

“Salah satu korban sudah siap memberi keterangan sebelum Lebaran, namun belum sempat datang. Kami masih menunggu,” tambahnya.

x|close