Ntvnews.id
"Dilayani di 37 provinsi, di 9.001 puskesmas di seluruh Indonesia. Jadi memang ini sudah masif. Dan saya berharap masyarakat memanfaatkan fasilitas Cek Kesehatan gratis ini," ujar Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, di Jakarta, Kamis, usai mengikuti pemeriksaan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
Dante menekankan bahwa program ini berpotensi besar untuk menekan beban biaya kesehatan di masa depan, seperti mendeteksi penyakit ginjal lebih dini agar tidak perlu menjalani cuci darah, atau mencegah komplikasi jantung yang memerlukan pemasangan stent.
Ia juga membagikan pengalamannya mengikuti pemeriksaan, di mana hasil tes kesehatan kardiovaskularnya baik, namun ditemukan gangguan pada penglihatan.
"Tadi pemeriksaan mata, kelihatannya harus pakai kacamata. Nah itu kan tidak mesti ke optik kan. Tidak mesti ke rumah sakit. Dengan pemeriksaan di puskesmas saja kita bisa tahu," katanya.
Lebih lanjut, Dante menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini juga mencakup aspek kesehatan mental, bukan hanya fisik.
Untuk meningkatkan aksesibilitas program, kini masyarakat bisa mengikuti CKG kapan saja sepanjang tahun, tanpa harus menunggu ulang tahun.
Baca juga: 15.487 Warga Jakarta Sudah Lakukan Cek Kesehatan Gratis
Secara operasional, program CKG membuat layanan di puskesmas lebih padat. Namun, hal ini justru membantu mengurangi antrean BPJS Kesehatan di rumah sakit. Ia berharap, dampak positif dari program ini akan terus menurunkan kepadatan pasien di rumah sakit.
Dante pun mengimbau masyarakat yang ingin mengikuti CKG agar melakukan pendaftaran dan verifikasi secara daring terlebih dahulu, demi mempercepat proses pelayanan di puskesmas.
Menurutnya, puskesmas saat ini membuka kuota pendaftaran untuk 30 orang per hari sesuai aturan yang berlaku.
"Yang datang ya mungkin sekitar 20, nanti selebihnya bisa dilayani, yang on-site," kata Dante.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan mekanisme pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak-anak sekolah.
"Kalau anak sekolah nanti di tahun ajaran baru. Kita sedang pikirkan mekanismenya. Nanti bekerja sama dengan puskesmas dilakukan di sekolah. Nanti akan ada koordinasi,"ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dante menambahkan bahwa pemerintah telah memastikan ketersediaan obat-obatan untuk menangani 144 jenis penyakit yang pengobatannya bisa dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Namun, jika diperlukan, pasien tetap akan dirujuk ke rumah sakit. Ia mencontohkan kasus anak dengan kelainan bawaan seperti undescended testes yang mungkin harus dirujuk untuk penanganan lanjutan.
"Tapi kalau memang harus dirujuk, tadi misalnya saya ketemu ada anak yang mengalami kelainan bawaan, kelainan bawaannya itu undescended testes, jadi testes itu tidak turun, nanti mungkin itu dirujuk," ungkapnya
Dante menegaskan bahwa dengan adanya CKG, kondisi seperti ini bisa lebih cepat diketahui dan ditangani sejak dini.
(Sumber: Antara)