Insiden Pengeroyokan oleh 2 Anggota TNI di Serang Dipicu Miras dan Salah Paham

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Apr 2025, 16:14
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Komandan Korem 064/Maulana Yusuf Kolonel Infanteri Andrian Susanto memberikan keterangan pers di RS Bhayangkara Kota Serang. Komandan Korem 064/Maulana Yusuf Kolonel Infanteri Andrian Susanto memberikan keterangan pers di RS Bhayangkara Kota Serang. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Komandan Komando Resor Militer (Korem) 064/Maulana Yusuf Kolonel Infanteri Andrian Susanto mengungkapkan bahwa insiden kekerasan yang melibatkan dua anggota TNI dan beberapa warga sipil di Kota Serang, Banten, pada Selasa, 15 April 2025, dini hari, disebabkan oleh pengaruh minuman keras dan adanya kesalahpahaman. 

"Modus dari kejadian ini dipengaruhi adanya minuman keras," kata Andrian dalam konferensi pers terkait kasus tersebut di Kota Serang, Senin, 21 April 2025.

Danrem turut menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kemungkinan keterlibatan penyalahgunaan narkotika, baik dari unsur militer maupun sipil.

Kolonel Andrian menjelaskan, para terduga pelaku merupakan bagian dari satu kelompok yang kerap berkumpul di luar jam tugas dinas.

Peristiwa ini berawal saat anggota TNI yang terlibat tengah menghadiri prosesi takziah di kediaman salah satu rekannya yang sedang berduka atas wafatnya sang anak.

Usai melayat, mereka bertemu dengan sejumlah warga sipil dan berkumpul di salah satu kawasan perumahan sambil mengonsumsi minuman beralkohol.

Dalam perjalanan menuju alun-alun, terjadi pertukaran ejekan antara individu dalam kelompok tersebut yang kemudian memicu perselisihan hingga berujung pada tindak kekerasan. 

Baca juga: 2 Prajuirt TNI yang Aniaya Warga Serang Ditetapkan Jadi Tersangka, Danrem Maulana Yusuf Minta Maaf 

"Ejekan itu sebenarnya bukan dari anggota TNI-nya, tetapi dari teman warga sipil yang akhirnya memancing respons terhadap masyarakat sekitar dan terjadilah kesalahpahaman hingga perkelahian," kata Andrian. 

Insiden kekerasan pertama dilaporkan terjadi di depan Kantor Bank Banten, yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Serang. Usai kejadian tersebut, kelompok pelaku berpindah ke lokasi kedua di kawasan Kontrakan 27, Cipocok Jaya. Di tempat inilah terjadi tindakan kekerasan lanjutan yang dipicu oleh ucapan korban, yang diduga menyinggung perasaan salah satu pelaku. 

"Jadi, pelaku merasa ada penyampaian dari korban yang menyinggung. Itu yang menjadi pemicu kejadian di TKP kedua," ujar Danrem.

Insiden kekerasan di Kota Serang, Banten, yang melibatkan dua anggota TNI dan sejumlah warga sipil, ternyata dipicu oleh pengaruh minuman keras dan provokasi spontan. Komandan Korem 064/Maulana Yusuf, Kolonel Infanteri Andrian Susanto, menegaskan korban tak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku. Semuanya terjadi secara mendadak.

Dua prajurit dari satuan Denma Korem, Pratu MI dan Pratu FS, kini harus berhadapan dengan hukum. Mereka ditahan di Denpom 034/Serang, sementara pelaku sipil ditangani oleh Polresta Serang Kota. Pemeriksaan mendalam terus dilakukan, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran disiplin, karena kejadian berlangsung di luar waktu dinas resmi.

Jika terbukti bersalah, sanksi berat menanti mereka: pemecatan dari kesatuan dan proses hukum melalui Pengadilan Militer

"Tentu ini akan kami proses cepat dan transparan. Penegakan hukum harus dilakukan secara terang benderang," ujarnya.

(Sumber: Antara) 

 

x|close