Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyebut jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia kian banyak. Karenanya diperlukan upaya untuk mengatasi hal itu.
Ini disampaikan Ali, saat rapat dengan Komisi I DPR RI terkait keamanan laut (kamla), Senin, 28 April 2025.
Mulanya, Ali menyebut pentingnya Indonesia memiliki information fusion centre (IFC) seperti yang dimiliki sejumlah negara, salah satunya Singapura. Bahkan IFC milik Singapura paling canggih dan modern. IFC berguna untuk mengumpulkan, menganalisis, dan membagikan informasi tentang keamanan maritim.
"Dan kita menempatkan ILO di sana, International Liaison Officer untuk ikut mengamati dan memberikan data-data apabila ada anomali kegiatan ilegal di kawasan," ujar Ali, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Selain Singapura, IFC juga telah dimiliki oleh India. TNI AL sudah mengunjungi IFC milik India. India pun menawarkan penempatan ILO RI di IFC miliknya.
"India juga sudah memiliki IFC. Kami sudah berkunjung ke India, pada saat Bapak Presiden ke sana juga, kami mengunjungi pusat data informasinya di sana," tutur Ali.
"Kemudian mereka menawarkan untuk mengirimkan ILO, jadi nanti bisa memberikan informasi, hal-hal anomali yang datangnya dari Samudra Hindia menuju Selat Malaka maupun perairan di pantai barat Sumatra," imbuhnya.
Ali mengatakan, keberadaan IFC penting bagi Indonesia. Salah satunya untuk melakukan deteksi bagi pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah RI. Ini mengingat jumlah pengungsi asal Myanmar itu di Tanah Air semakin banyak.
"Ini (IFC) mungkin kita perlukan karena untuk mendeteksi pengungsi Rohingya ini, yang sudah semakin banyak," tandas KSAL.