Ntvnews.id, Vatikan - Pemilihan Paus ke-267 Gereja Katolik akan resmi dimulai Rabu malam, 7 Mei 2025 waktu setempat. Sebanyak 133 kardinal pemilih akan berkumpul di bawah langit-langit berkubah karya Michelangelo di Kapel Sistina untuk menjalani proses konklaf yang sangat tertutup.
Hari dimulai pukul 10.00 waktu Roma (09.00 BST) dengan misa di Basilika Santo Petrus. Misa ini disiarkan langsung dan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan kardinal berusia 91 tahun yang juga memimpin misa pemakaman Paus Fransiskus.
Pada siang hari, sinyal ponsel di seluruh wilayah Vatikan dinonaktifkan untuk mencegah komunikasi antara para peserta konklaf dan dunia luar.
Sekitar pukul 16.15 (15.15 BST), 133 kardinal tersebut berkumpul di Kapel Paulus dan berarak menuju Kapel Sistina sambil menyanyikan litani dan himne Veni Creator, sebuah doa untuk memohon bimbingan Roh Kudus dalam proses pemilihan Paus.
Konklaf 2025 (Vatican News)
Baca Juga: Apa Itu Konklaf? Proses Pemilihan Paus yang Sarat Tradisi dan Kerahasiaan
Setibanya di Kapel Sistina, para kardinal meletakkan tangan di atas Injil dan mengucapkan sumpah kerahasiaan yang mewajibkan mereka untuk tidak pernah mengungkapkan rincian proses pemilihan Paus.
Setelah sumpah diucapkan oleh seluruh kardinal, dilakukan sesi meditasi. Kemudian, Master Perayaan Liturgi Kepausan, Monsinyur Diego Ravelli, akan mengumumkan “extra omnes” atau “semua keluar”. Ini menjadi penanda dimulainya isolasi total dan dimulainya konklaf.
Meskipun istilah konklaf berasal dari kata Latin cum clave yang berarti “terkunci dengan kunci,” para kardinal sebenarnya tidak benar-benar dikurung. Pada Selasa sebelumnya, pejabat Vatikan telah menyegel seluruh akses masuk ke Istana Apostolik, termasuk Kapel Sistina, dengan timah, dan akan tetap disegel hingga proses pemilihan selesai. Pengamanan oleh Garda Swiss juga diberlakukan di semua pintu masuk.
Diego Ravelli kemudian akan membagikan surat suara, dan para kardinal akan melakukan pemungutan suara pertama.
Konklaf 2025. (Vatican News)
Baca Juga: Kardinal Suharyo Tiba di Vatikan, Siap Ikut Konklaf Pemilihan Paus Baru
Secara teknis, pemilihan bisa saja berakhir dalam satu putaran suara, namun hal ini belum pernah terjadi selama berabad-abad. Menurut penulis dan pengamat Katolik, Austen Ivereigh, putaran pertama justru sangat krusial.
“Kardinal-kardinal yang memperoleh lebih dari 20 suara akan mulai diperhatikan. Pada pemungutan suara pertama, suara akan sangat tersebar, dan para pemilih tahu bahwa mereka harus mulai memusatkan perhatian pada kandidat yang memiliki dukungan nyata,” kata Ivereigh, dikutip dari BBC.
"Setiap pemungutan suara berikutnya akan menunjukkan siapa saja yang mulai mendapatkan momentum. Ini hampir seperti kampanye politik... tapi sebenarnya bukan kompetisi. Ini adalah usaha bersama untuk mencapai konsensus," tambahnya.
Jika belum ada kandidat yang meraih dua pertiga suara yang dibutuhkan, para kardinal akan kembali ke Casa Santa Marta untuk makan malam. Di sela-sela waktu makan inilah, diskusi-diskusi informal di antara para kardinal berlangsung dan mulai terbentuk konsensus terhadap beberapa nama.
Konklaf 2025 (Vatican News)
Baca Juga: Trump Unggah Gambar Berkostum Paus, Dituding Lecehkan Kematian Paus Fransiskus
Menurut media Italia, menu makan malam terdiri dari makanan ringan yang biasa disajikan untuk para tamu penginapan, termasuk anggur, namun tanpa minuman keras. Para pelayan dan staf dapur juga diwajibkan menjaga kerahasiaan dan tidak diizinkan meninggalkan kompleks selama konklaf berlangsung.
Keesokan paginya, para kardinal akan sarapan antara pukul 06.30 hingga 07.30 (05.30–06.30 BST) dan dilanjutkan dengan misa pukul 08.15 (07.15 BST). Dua sesi pemungutan suara akan digelar di pagi hari, lalu makan siang dan istirahat.
Dalam memoarnya, Paus Fransiskus menulis bahwa saat-saat jeda inilah ketika ia mulai menerima sinyal dari kardinal lain bahwa konsensus mulai terbentuk atas dirinya. Ia kemudian terpilih pada pemungutan suara pertama di sore hari. Dua konklaf terakhir sendiri semuanya berakhir dalam dua hari.
Konklaf 2025 (Vatican News)
Baca Juga: Jelang Pemilihan Paus, 133 Kardinal dari Seluruh Dunia Tiba di Roma
Masih belum dapat dipastikan apakah konklaf kali ini akan berlangsung singkat atau panjang. Namun para kardinal menyadari bahwa proses yang terlalu lama bisa diartikan sebagai pertanda adanya perpecahan besar di dalam Gereja.
Sementara mereka berdiskusi, berdoa, dan memberikan suara, ribuan umat Katolik di luar Kapel Sistina akan menatap cerobong asap di sisi kanan Basilika Santo Petrus, menantikan munculnya asap putih sebagai penanda bahwa Paus baru telah terpilih.