Jadi Gerbang Menuju Prostitusi Terselubung, KAI Tutup Lubang Maksiat di Jatinegara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jun 2025, 11:15
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Lubang Maksiat di Stasiun Kereta Api Jatinegara Lubang Maksiat di Stasiun Kereta Api Jatinegara (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menutup sejumlah celah pada tembok pembatas rel di kawasan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Penutupan ini dilakukan menyusul keluhan warga terkait lubang-lubang kecil yang kerap dimanfaatkan sebagai akses menuju praktik prostitusi terselubung di balik jalur perlintasan kereta.

Selama ini, celah-celah yang dijebol secara ilegal oleh warga tak hanya digunakan untuk menyeberang rel, tapi juga disebut-sebut menjadi ‘gerbang’ menuju aktivitas prostitusi liar di area sekitar stasiun.

“Masih ada yang berbuat begitu, kaya prostitusi. Padahal temboknya sudah ditutup, tapi masih ada yang manjat atau bolongin tembok lagi,” ujar Ahmad (39), seorang pedagang yang sehari-hari mangkal di dekat Stasiun Jatinegara, dilansir Antara, pada Senin, 30 Juni 2025.

Menurut Ahmad, aktivitas mencurigakan itu sempat marak sebelum tembok dibentengi lempengan besi. Namun, sejak petugas intensif melakukan patroli malam hingga dini hari, situasi mulai lebih terkendali.

“Iya, masih ada, tapi memang tidak seperti dulu. Sekarang petugas sering patroli, dan sebagian tembok pembatas rel juga sudah ditutup,” katanya.

Upaya penutupan lubang di tembok pembatas menjadi langkah lanjutan dari KAI untuk menekan akses penyeberangan ilegal yang sebelumnya sering dijadikan jalan pintas oleh warga. Ahmad mengaku kini jumlah warga yang nekat menyeberang jauh berkurang.

“Sekarang sudah jarang orang menyeberang, apalagi sering dijaga petugas keamanan stasiun. Sudah lama sih ditutup, saya lupa persisnya kapan,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Jaka (40), tukang ojek pangkalan di kawasan stasiun. Ia menyebut, penutupan akses dengan besi terbukti cukup efektif menekan angka praktik prostitusi yang diam-diam berlangsung di area belakang stasiun.

“Ya, mereka ada aja akalnya, ada yang bolongin lagi, atau manjat, tapi tetap berkurang dibanding dulu semenjak tembok sudah ditutup,” ungkap Jaka.

Namun, ia menekankan bahwa lubang-lubang kecil yang masih tersisa tetap berisiko. Jika dibiarkan, akses ilegal bisa kembali terbuka dan dimanfaatkan untuk praktik serupa.

“Kalau bisa misalnya ada lubang sedikit langsung ditutup, biar tidak makin melebar. Kalau sudah besar, orang makin gampang masuknya lagi,” tambahnya.

Pantauan di lokasi menunjukkan, beberapa lubang besar memang sudah ditutup permanen dengan besi tebal. Meski begitu, masih terlihat sejumlah lubang kecil yang belum tertangani. Lubang-lubang itu diduga kembali dijebol secara perlahan oleh oknum yang ingin masuk ke area rel atau mengakses kawasan prostitusi di baliknya.

Sebagai bentuk peringatan, KAI juga memasang plang larangan masuk di sepanjang tembok pembatas, memperingatkan bahaya menyeberang sembarangan di jalur kereta.

Langkah pengamanan ini diharapkan dapat menutup celah bagi kegiatan ilegal di sekitar Stasiun Jatinegara, sekaligus meningkatkan keselamatan dan ketertiban di jalur transportasi publik tersebut.

x|close