Ntvnews.id, Jakarta - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo menceritakan kisah unik dalam Konklaf atau pemilihan Paus baru.
Seperti diketahui, Robert Francis Provest terpilih sebagai paus baru dengan nama Paul Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025 lalu.
Melalui siaran Youtube Debut RI untuk Vatikan, Kardinal Suharyo menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang turut hadir dalam dalam pemilihan paus baru di Vatikan.
Baca Juga: Prabowo Tunjuk Menkop Budi Arie Wakili Indonesia Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan
Kardinal Suharyo menceritakan kejadian unik dalam proses pemilihan Paus. Dalam pemilihan tersebut hanya 133 orang yang memiliki hak memiliki yaitu Kardinal-kardinal yang diundang dari seluruh dunia.
Pada pemilihan pertama, total pemilih sesuai dengan jumlah yaitu 133 kartu suara. Alhasil belum ada satu calon Paus yang terpilih, jadi harus dilanjutkan ke putaran kedua.
View this post on Instagram
Namun saat hendak dilanjutkan, waktu sudah cukup larut malam dan diteruskan keesok hariannya atau lebih tepat pada Kamis 8 Mei 2025, pukul 10.00 waktu setempat.
Akan tetapi pada saat proses penghitungan terdapat 134 suara. Hal itu tidak sesuai, pasalnya yang memiliki hak suara hanya 133, itu artinya ada kelebihan satu suara.
"Tetapi ketika kartu dihitung, enggak cocok. Lebih 1 kartu menjadi 134, mungkin karena yang menghitung itu sudah sepuh, pasti bukan karena alasan macam-macam, tapi karena sepuh," kata Kardinal Suharyo, Sabtu 17 Mei 2025.
Meskipun ada kekeliruan dalam penghitungan, akan tetapi tidak ada perselisihan antara para Kardinal. Semuanya hanya tertawa melihat kekeliruan tersebut.
"Tidak ada yang pikir macam-macam. Kita tertawa-tertawa saja. Tapi kalau pernah saya baca aturannya, konstitusi apostoliknya itu harus diulang. Makanya tambah lama," kata Kardinal Suharyo.
Hingga akhirnya Paus asal Amerika Serikat Robert Francis Provest dengan nama Paus Leo XIV sebagai pimpinan tertinggi umat katolik menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia.