Trump Bocorkan Respons Terbaru Putin Soal Perdamaian Rusia dengan Ukraina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Mei 2025, 06:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip foto - Presiden AS Donald Trump (kanan) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2019. Arsip foto - Presiden AS Donald Trump (kanan) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2019. (ANTARA/Anadolu)

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump. <b>(Anadolu)</b> Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump. (Anadolu)

Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina akan segera memulai pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata setelah percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin

Namun, Kremlin menyatakan bahwa proses perdamaian tersebut tidak akan berjalan cepat. Hingga saat ini, Trump belum menunjukkan niat untuk bergabung dengan negara-negara Eropa dalam menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.

Dilansir dari Reuters, Rabu, 21 Mei 2025, Trump menyebutkan bahwa dia sudah menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Putin kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta para pemimpin Uni Eropa, termasuk dari Prancis, Italia, Jerman, dan Finlandia, melalui panggilan grup.

Trump menulis, "Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi untuk gencatan senjata dan, yang lebih penting, mengakhiri perang," dan ia percaya bahwa intervensinya akan membawa "sedikit kemajuan."

Setelah pembicaraan tersebut, Putin menyampaikan apresiasi atas dukungan untuk melanjutkan dialog langsung antara Moskow dan Kyiv. Ia menilai pembicaraan berada di “jalur yang benar” meskipun belum ada terobosan signifikan.

“Kami sepakat bahwa Rusia akan mengajukan dan siap bekerja sama dengan Ukraina dalam menyusun memorandum untuk kemungkinan kesepakatan damai di masa depan,” ujar Putin kepada media di Sochi, Laut Hitam.

Baca Juga: Trump Bakal Hubungi Langsung Putin untuk Akhiri Perang Ukraina

Meskipun percakapan ini dianggap sebagai tanda positif setelah lebih dari tiga tahun perang, belum ada kemajuan besar yang dicapai.

Kanselir Jerman Friedrich Merz dalam unggahannya di platform X menyebut bahwa para pemimpin Eropa sepakat menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah mendapat laporan dari Trump. Namun, Trump tampak enggan mengikuti langkah Eropa tersebut.

Ketika ditanya soal alasan belum menjatuhkan sanksi tambahan, Trump mengatakan, "Saya pikir masih ada peluang untuk mencapai sesuatu. Tapi jika kita terlalu cepat bertindak, hal itu bisa memperburuk keadaan. Mungkin nanti waktunya akan tiba."

Trump juga mengungkapkan adanya "ego besar" dalam proses ini dan memperingatkan, "Jika tidak ada kemajuan, saya akan mundur. Ini bukan perang saya."

Para pemimpin Eropa dan Ukraina meminta Rusia segera menyetujui gencatan senjata. Trump dikabarkan menargetkan gencatan selama 30 hari, namun Putin menolak tanpa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Penasihat Kremlin Yuri Ushakov menyampaikan bahwa Trump dan Putin tidak membicarakan tenggat waktu, melainkan kemungkinan pertukaran sembilan tahanan Rusia dengan sembilan warga Amerika.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menambahkan bahwa penyusunan teks bersama untuk memorandum gencatan senjata dan perdamaian masih dalam proses “komunikasi yang kompleks.” Ia mengatakan, “Belum ada tenggat waktu dan memang tidak bisa ada. Semua ingin cepat, tapi detailnya rumit.”

Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt menilai percakapan Trump sebagai “kemenangan bagi Putin,” karena Putin berhasil menghindari tuntutan gencatan senjata langsung sambil terus melanjutkan operasi militernya.

Baca Juga: Xi Jinping Bakal Bertemu Putin Pekan Ini

Setelah berbicara dengan Trump, Presiden Zelensky menyatakan kesiapan Ukraina untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Ukraina, Rusia, AS, Uni Eropa, dan Inggris sebagai upaya mengakhiri konflik.

“Ukraina siap melakukan negosiasi langsung dengan Rusia dalam format apapun selama menghasilkan kemajuan,” kata Zelensky lewat platform X, menyebut kemungkinan lokasi seperti Turki, Vatikan, atau Swiss.

Trump mengatakan Paus Leo telah menyatakan minat menjadi tuan rumah pembicaraan damai di Vatikan, meski belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Gereja.

Kremlin menyambut baik tawaran dari Vatikan, tetapi belum menentukan tempat pembicaraan. Diskusi langsung antara Putin dan Zelensky juga menjadi bagian pembicaraan, namun belum ada kepastian.

Sumber yang mengetahui isi percakapan Trump dengan Eropa dan Ukraina menyebut banyak pihak “terkejut” karena Trump enggan menekan Putin lewat sanksi.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen hanya menyatakan bahwa “percakapan dengan Trump berlangsung baik” dan menegaskan pentingnya keterlibatan AS.

Pendukung Ukraina menuduh Rusia mencoba mengulur negosiasi agar terhindar dari sanksi tambahan dari AS, yang berpotensi memotong sumber pendanaan utama Moskow.

Sebelumnya, Trump mendorong pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul pekan lalu — yang merupakan yang pertama sejak 2022. Namun, pembicaraan itu gagal mencapai kesepakatan dan harapan mulai memudar setelah Putin menolak tawaran Zelensky untuk bertemu langsung.

Putin, yang kini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, tetap menuntut agar Ukraina menarik pasukannya dari empat wilayah yang sudah dikuasai Rusia. Ia menegaskan bahwa memorandum damai yang tengah disusun akan memuat “berbagai posisi, termasuk prinsip-prinsip penyelesaian dan jadwal kesepakatan damai.”

“Yang paling penting bagi kami adalah menghilangkan akar penyebab krisis ini,” kata Putin. “Kami hanya perlu menentukan cara paling efektif untuk mencapai perdamaian.”

x|close