Ntvnews.id, Sanaa - Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman mengeluarkan ancaman akan memberlakukan "blokade laut" terhadap pelabuhan Haifa di Israel, sebagai tanggapan atas meningkatnya serangan Israel di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, uru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyampaikan bahwa kelompoknya akan mulai mengambil langkah-langkah untuk memblokade pelabuhan tersebut.
Dilansir dari Al Arabiya, Rabu, 21 Mei 2025, Saree menyatakan, "Semua perusahaan dengan kapal yang sedang berada di atau menuju ke pelabuhan ini diberitahukan bahwa pelabuhan Haifa kini telah menjadi salah satu target kami."
Saree menegaskan bahwa ancaman tersebut merupakan balasan atas tindakan militer Israel yang dianggap semakin brutal terhadap rakyat Palestina di Gaza. Ia menyampaikan bahwa serangan kelompok Houthi akan dihentikan apabila agresi militer Israel di Gaza berakhir dan blokade dicabut.
Baca Juga: Rudal Houthi Jatuh di Bandara Israel, Sistem THAAD AS Gagal Mencegat
Israel sendiri telah memberlakukan blokade total terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret, dan kembali meluncurkan serangan besar pada 18 Maret, yang hingga kini masih terus berlangsung.
Dalam perkembangan terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pemerintahannya berencana mengambil kendali penuh atas seluruh wilayah Gaza, sebagai bagian dari peningkatan operasi militer terhadap kelompok Hamas, yang saat ini masih menguasai wilayah tersebut.
Kelompok Houthi yang dikenal mendapat dukungan dari Iran, telah berulang kali meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel sejak pecahnya konflik di Gaza pada Oktober 2023, setelah serangan besar-besaran oleh Hamas terhadap Tel Aviv.
Baca Juga: AS Serang 5 Lokasi Penyimpanan Senjata Bawah Tanah Milik Houthi di Yaman
Selama masa gencatan senjata dua bulan di Gaza, Houthi sempat menghentikan serangan mereka. Namun, setelah perjanjian damai itu gagal diperbarui pada bulan Maret, mereka kembali melancarkan serangan terhadap kapal-kapal dagang di perairan Laut Merah dan wilayah Israel, sebagai bentuk protes terhadap blokade bantuan kemanusiaan oleh Israel.
Menanggapi serangan tersebut, militer Amerika Serikat—yang merupakan sekutu utama Israel—telah melakukan serangan hampir setiap hari ke posisi-posisi Houthi sejak 15 Maret. Washington menyebut langkah ini sebagai bentuk perlindungan terhadap kapal-kapal internasional yang melintas di Laut Merah dan Teluk Aden.
Namun, pada bulan ini, pemerintah AS mengumumkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Houthi. Meski begitu, kesepakatan ini tidak mencakup Israel. Houthi tetap berkomitmen untuk melanjutkan serangan terhadap Tel Aviv sebagai bentuk dukungan bagi rakyat Palestina di Gaza.