Pencabutan sejumlah pembatasan terhadap wajib militer bagi pria ultra-Ortodoks telah menjadi sumber perpecahan di Israel selama beberapa dekade. Isu ini sangat tidak disukai oleh banyak warga Israel yang sekuler dan semakin sensitif sejak dimulainya konflik di Gaza, yang mengakibatkan kematian lebih dari 600 tentara Israel.
Baca Juga: 3 Kebengisan Benjamin Netanyahu Paling Mengerikan Selama Jadi PM Israel
"Ada yang mendukungnya saat itu dan menentangnya sekarang karena mereka melihatnya sebagai hal yang salah bagi Israel saat ini, dan ada yang menentangnya saat itu dan akan mendukungnya sekarang karena mereka melihat adanya peluang untuk mengubahnya," kata Assaf Shapira, kepala program reformasi politik di Institut Demokrasi Israel, kepada Reuters.
Di samping itu, keluarga dari beberapa orang yang ditahan di Gaza terus meminta pemerintah untuk bertindak agar mereka bisa pulang.
Ketika parlemen bersiap untuk memberikan suara tentang RUU tersebut, terjadi perdebatan sengit dalam rapat komite keuangan, di mana anggota dari beberapa keluarga sandera mengepung Smotrich dan menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan upaya lebih besar dalam membawa pulang para sandera tersebut.