Ntvnews.id, Jakarta - Kondisi di Israel semakin tegang karena Parlemen Israel sedang membahas RUU kontroversial tentang wajib militer bagi siswa agama ultra-Ortodoks.
Dilansir dari Reuters, Rabu, 19 Juni 2024, RUU tersebut akan mengharuskan sejumlah orang Yahudi ultra-Ortodoks, yang biasanya menolak bertugas di militer, untuk secara bertahap bergabung dengan angkatan bersenjata.
RUU wajib militer ini masih harus melewati tahap-tahap pembacaan lebih lanjut dan sidang komite setelah disetujui oleh parlemen.
Benjamin Netanyahu (Istimewa)
Awalnya diajukan oleh mantan jenderal Benny Gantz pada tahun 2022 di bawah pemerintahan sebelumnya, RUU ini telah mendapat tentangan setelah Gantz mundur dari pemerintahan. Gantz berpendapat bahwa langkah ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan personel baru dalam militer.
Baca Juga: 124 Negara Bisa Tangkap PM Israel Netanyahu, Termasuk Sekutu Australia dan Jerman!
Selain Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang juga pemimpin partai pro-pemukim dalam koalisi, juga menentang RUU tersebut.
"Kita memiliki peluang besar yang tidak boleh dilewatkan. Masyarakat ultra-Ortodoks tidak boleh terpojok," kata Smotrich dalam sebuah pernyataan.