Ntvnews.id, Jakarta - Kericuhan tak terelakkan dalam gelaran job fair yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bekasi di President University Convention Center, Jababeka, Cikarang Utara, Selasa, 27 Mei 2025. Ribuan pencari kerja terlibat adu dorong hingga insiden fisik akibat berebut memindai kode QR daftar perusahaan peserta.
Bursa kerja yang menyediakan 2.517 lowongan tersebut dibanjiri lebih dari 25.000 pencari kerja dari berbagai daerah. Massa memadati gedung dan halaman luar sejak pagi hari, menciptakan suasana yang padat dan sulit dikendalikan.
Ketegangan mulai memuncak ketika seorang panitia menempelkan pamflet berisi QR code di dinding luar gedung. Pamflet itu menjadi pusat perhatian ribuan pelamar yang berusaha memindai kode secara bersamaan.
Akibat desakan dan saling berebut posisi untuk mendapatkan akses informasi, situasi pun berubah kacau. Sejumlah peserta sempat terlibat kontak fisik karena emosi tak tertahan di tengah antrean yang tidak terorganisir. Beberapa pengunjung dilaporkan jatuh terdorong, bahkan ada yang pingsan akibat sesak dan kelelahan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, Nur Hidayah, menyebut bahwa pihaknya sebenarnya telah mengantisipasi membludaknya peserta. Namun, jumlah pencari kerja yang hadir jauh melampaui perkiraan awal.
“Prediksi kami sekitar 10.000 sampai 15.000 orang. Tapi informasi dari pihak kepolisian menunjukkan jumlahnya mencapai 25.000. Ini di luar dugaan,” ujar Nur Hidayah saat diwawancarai media.
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya pelaksanaan job fair bisa dilakukan secara daring melalui platform digital Disnaker. Namun, kebijakan untuk menggelar acara secara tatap muka datang langsung dari Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.
“Ada platform Siap yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan online. Tapi Pak Bupati ingin agar event ini diadakan secara langsung agar dampaknya lebih dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Besarnya antusiasme masyarakat, menurut Nur, juga berasal dari wilayah luar Kabupaten Bekasi, termasuk Kota Bekasi dan sekitarnya. Hal ini makin memperbesar arus pengunjung dan membuat panitia kewalahan dalam pengaturan arus massa.