Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa persoalan-persoalan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 berhasil diurai satu per satu dengan baik. Pernyataan ini ia sampaikan di Masjidil Haram.
Turut hadir, Menteri PPPA Arifah Fauzi, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, serta jajaran Amirul Hajj.
“Alhamdulillah, kita bersyukur pada Allah SWT karena satu persatu persoalan-persoalan yang kita hadapi kemarin sudah terurai dengan baik,” ujar Menag, Jumat (30/5/2025) dikutip dari website Kementerian Agama RI.
Menag mengakui bahwa meskipun masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan, berbagai tantangan besar akibat peralihan sistem menjadi delapan syarikah mampu dihadapi dengan langkah-langkah inovatif dan berani dari para Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) 2025.
“Kejeniusan teman-teman yang bertugas di sini mampu melakukan ijitihad yang cukup berani, dan juga berani melakukan terobosan, sehingga banyak hal yang diperkirakan akan berpotensi masalah berat, besar, tapi ternyata bisa terselesaikan dengan baik, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan,” ujarnya.
Jemaah haji diimbau untuk memakai payung saat aktivitas luar hotel. (WEBSITE KEMENTERIAN AGAMA RI)
Menurutnya, hal ini menjadi pelajaran penting untuk penyelenggaraan haji di masa mendatang, khususnya dalam mengelola jemaah dengan konsep syarikat non-tunggal.
Menag menekankan pentingnya dokumentasi dan evaluasi menyeluruh dari pelaksanaan haji tahun ini. Setiap anggota tim Amirul Hajj diminta untuk mencatat, memotret, dan menyusun laporan atas seluruh kegiatan dan kunjungan mereka.
“Tujuannya agar kita memiliki buku besar pelaksanaan haji dari A sampai Z. Buku ini diharapkan menjadi referensi wajib di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Menag menjelaskan, laporan dari tim Amirul Hajj akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi Presiden dalam mengevaluasi dan menyempurnakan penyelenggaraan haji ke depan.