Ntvnews.id, Jakarta - Viral di media sosial pegawai HRD yang menyebut bahwa job fair atau bursa pameran kerja, seperti yang digelar di Bekasi, hanyalah formalitas belaka. Menurutnya, takkan ada pelamar yang akan mendapatkan pekerjaan dari lowongan yang terdapat pada job fair. Sebab, Job fair digelar perusahaan, karena 'paksaan' dari pemerintah.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan merespons pernyataan HRD tersebut. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer meminta, HRD yang berkata demikian untuk dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Orang seperti itu tidak bertanggung jawab. Harusnya dipecat saja," ujar Immanuel, dikutip Minggu, 1 Juni 2025.
Menurutnya, pernyataan karyawan bagian HRD itu membuat gaduh. Serta, menurunkan semangat dari para pencari kerja.
"Jangan bikin gaduh dan menurunkan semangat pencari kerja," ucapnya.
Immanuel menilai pernyataan tersebut sebagai kebohongan publik. Ia mengancam akan menelusuri perusahaan dan nama dari HRD tersebut.
"Saya minta HRD-nya untuk segera dipecat. Itu pernyataannya kurang ajar. Jangan bikin job fair kalau begitu. Saya mau tahu nama perusahaannya, siapa HRD-nya," tuturnya.
Immanuel juga menyayangkan sikap warganet yang menyebarkan narasi yang disampaikan pegawai HRD dimaksud. Ia lantas meminta semua pihak berbicara berdasarkan fakta.
"Fakta dong bicaranya. Ini kumpulan rakyat yang ingin mencari kerja. Kalau ada HRD ngomong begitu, itu kebohongan. Harus ditelusuri," jelasnya.
Lebih lanjut, Wamenaker mengaku prihatin atas membludaknya peserta job fair di Bekasi. Sebab, awalnya acara itu diperkirakan hanya dihadiri sekitar 2.000-2.500 orang, namun nyatanya puluhan ribu pelamar membanjiri lokasi.
"Ternyata di luar ekspektasi, yang datang itu puluhan ribu, 5.000, bahkan 10 kali lipat. Dengan space tempat yang tidak memadai, ini menjadi koreksi kita sebagai pemerintah," tandasnya.