Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyatakan bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi stabil dan layak optimis, meskipun dihantui oleh berbagai tantangan global seperti perang dan konflik geopolitik yang mengganggu rantai pasok dunia. Hasan menekankan pentingnya menempatkan capaian ekonomi nasional dalam konteks dinamika global saat ini.
“Ingat, pembangunan, kemajuan ekonomi negara kita, juga harus ditaruh dalam konteks ekonomi global. Ada konflik, ada perang,” ujar Hasan, di Kantor PCO, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.
Ia menyebut perang yang terjadi di berbagai belahan dunia telah mulai memberi dampak pada Indonesia.
“Kemarin perang itu agak-agak mendekat ke kita. Pasti terganggu supply chain dunia. Ada perang tarif. Pasti terganggu perdagangan dunia. Itu juga punya impact terhadap bangsa kita,” katanya.
Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan banyak negara lain.
Baca Juga: Menaker Yassierli Tanggapi Proyeksi IMF Sebut Pengangguran Indonesia Bisa Capai 5 Persen
“Tapi di tengah-tengah istilah yang disebutkan orang sering itu, ketidakpastian global jadi kata-kata mantra hari ini, kita masih tumbuh cukup baik,” kata Hasan.
“Kita masih tumbuh hampir 5%. Sementara negara-negara lain mungkin hanya 1-2% atau bahkan masih minus. Jadi kita punya amunisi lebih dari cukup untuk tetap optimis,” lanjutnya.
Hasan menegaskan bahwa pemerintah tetap bekerja keras untuk menjaga daya tahan ekonomi melalui kebijakan dan stimulus yang tepat.
Baca Juga: IMF Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh Sebesar 5,1 Persen Tahun Ini
“Kemarin juga sudah diumumkan stimulus, sehingga nanti perekonomian bisa jauh lebih bergerak lagi, sehingga ekonomi kita bisa lebih baik,” katanya.
Namun, ia mengingatkan bahwa capaian ini bukan alasan untuk berpuas diri.
“Belum bisa puas kita tentu, tapi kita punya amunisi yang lebih dari cukup untuk tetap optimis sebagai sebuah bangsa. Kira-kira kayak gitu,” pungkasnya.