Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah kapal bantuan kemanusiaan yang membawa aktivis lingkungan terkenal Greta Thunberg bersama 11 orang lainnya dicegat oleh pasukan laut Israel saat mendekati wilayah Gaza. Insiden ini kembali memanaskan sorotan dunia terhadap blokade Israel atas wilayah pesisir yang telah mengalami krisis kemanusiaan berkepanjangan.
Kapal tersebut, bernama Madleen, merupakan bagian dari misi Freedom Flotilla Coalition yang bertujuan menembus blokade maritim Israel untuk mengantarkan bantuan langsung ke Gaza. Namun sebelum mencapai perairan Palestina, kapal itu dihentikan oleh Angkatan Laut Israel.
"Koneksi terputus di 'Madleen'. Tentara Israel telah menaiki kapal tersebut," tulis Freedom Flotilla Coalition melalui kanal Telegram resminya, dikutip AFP, Senin, 9 Juni 2025.
Koalisi tersebut juga menyebutkan bahwa semua penumpang telah "diculik" oleh otoritas militer Israel. Komunikasi dengan para aktivis pun langsung terputus setelah kabar itu beredar.
Mahmud Abu-Odeh, perwakilan media Freedom Flotilla yang berbasis di Jerman, mengonfirmasi bahwa para aktivis kemungkinan besar telah ditangkap. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah Israel untuk mencegah siapa pun menembus blokade Gaza, yang diberlakukan jauh sebelum perang Israel-Hamas kembali meletus.
Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa kapal tersebut telah diinstruksikan untuk mengubah arah ketika memasuki zona yang mereka sebut sebagai "wilayah terlarang". Tak lama kemudian, kapal Madleen dilaporkan tengah ditarik menuju pantai Israel.
"Para penumpang diharapkan kembali ke negara asal mereka," ujar pihak kementerian melalui unggahan di media sosial.
Israel juga menyebutkan bahwa sebagian kecil bantuan yang berada di atas kapal akan dialihkan ke Gaza melalui jalur resmi yang telah disetujui.
“Sejumlah kecil bantuan yang ada di kapal pesiar dan tidak dikonsumsi oleh 'para selebriti' akan ditransfer ke Gaza melalui saluran kemanusiaan yang sebenarnya,” tambah pernyataan dari Kemenlu Israel tersebut dengan nada sinis.
Misi kemanusiaan semacam ini bukanlah yang pertama berhadapan dengan intervensi Israel. Namun, kehadiran tokoh internasional seperti Greta Thunberg telah menarik perhatian global terhadap pembatasan akses kemanusiaan di Gaza dan memperbarui tekanan terhadap kebijakan blokade yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.