Ntvnews.id, Paris - Seorang asisten guru berusia 31 tahun tewas setelah ditikam oleh seorang siswa berumur 15 tahun di luar sebuah sekolah menengah di Nogent, wilayah timur Prancis. Insiden tragis ini terjadi saat petugas sekolah melakukan pemeriksaan tas terhadap siswa tersebut. Pelaku kemudian berhasil diamankan oleh pihak berwenang.
Pejabat setempat menyatakan bahwa kejadian ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap guru dan pelajar yang terjadi di sekolah-sekolah Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Emmanuel Macron menyampaikan belasungkawa melalui media sosial X. “Saat menjalankan tugasnya melindungi anak-anak, seorang asisten guru kehilangan nyawanya dalam sebuah tindakan kekerasan yang tak dapat dibenarkan,” tulis Macron.
Ia menambahkan bahwa bangsa Prancis tengah berduka dan pemerintah akan terus berupaya menekan angka kriminalitas.
Baca Juga: Ngeri, 1 Orang Tewas dalam Insiden Penikaman dalam Mal
Presiden juga menyebut bahwa Menteri Pendidikan, Elisabeth Borne, segera menuju lokasi kejadian untuk memberikan dukungan kepada para siswa, staf sekolah, dan aparat penegak hukum.
“Saya menghargai ketenangan dan keberanian mereka yang berhasil mengamankan pelaku dan melindungi komunitas sekolah,” lanjutnya.
Pihak otoritas pendidikan menyebut bahwa pelaku merupakan siswa sekolah tersebut dan tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya. Serangan terjadi di awal jam sekolah, tepat ketika kelas akan dimulai, dan korban sedang menyambut siswa di pintu masuk.
Sebagai langkah pencegahan, sejak Maret lalu polisi Prancis telah memberlakukan pemeriksaan acak terhadap barang-barang bawaan siswa untuk mencegah masuknya senjata ke area sekolah.
Sekretaris Jenderal Serikat Guru SE-UNSA, Elisabeth Allain-Moreno, mengatakan bahwa serangan ini menunjukkan pentingnya tindakan preventif.
Baca Juga: Tragis, Bocah 11 Tahun Jadi Korban Penikaman saat Bermain Sepak Bola
“Tak seorang pun bisa benar-benar aman. Fokus utama kita harus pada upaya pencegahan,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, mengecam peningkatan kekerasan di sekolah sebagai akibat dari kelalaian pihak berwenang. Dalam pernyataannya di X, ia menyebut, “Kekerasan ekstrem telah menjadi hal yang biasa. Hampir tak ada minggu yang berlalu tanpa tragedi di sekolah.”
Ia menegaskan bahwa rakyat Prancis menuntut tindakan politik yang tegas dan tanpa kompromi untuk menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh remaja.