Cak Imin Beberkan 3 Kelebihan Pesantren Jadi Modal Transformasi Pendidikan di Era Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jun 2025, 18:48
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin menegaskan pentingnya transformasi pendidikan pesantren agar tidak tertinggal dalam perubahan zaman yang sangat cepat. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers menjelang penyelenggaraan Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (KITP) yang akan digelar dalam waktu dekat.

“Hari ini saya ingin mengumumkan beberapa hal menyangkut rencana kegiatan PKB yang dalam waktu dekat akan kita laksanakan, yaitu International Conference yang dilakukan dan dilaksanakan khususnya menyangkut pesantren, bernama ICTP, International Conference on the Transformation of Pesantren, kata Gus Muhaimin di Kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.

Ia menegaskan, pesantren memiliki sejarah panjang dan akar kuat dalam pendidikan dan pengajaran keislaman, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia. “Di mana pendidikan dan pengajaran pesantren yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan mengakar,” ujarnya.

Gus Muhaimin menjelaskan, pesantren terbukti memiliki tiga kelebihan utama yang hingga kini masih relevan.

Baca Juga: Kemenag Rancang Pesantren Bertaraf Global, Apa Keunggulannya?

“Pesantren terbukti memiliki tiga kelebihan yang paling pokok. Pesantren telah menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama,” ucapnya.

“Kemudian yang kedua, pesantren memiliki kemampuan sekaligus dorongan motivasi untuk menjadikan ilmu sebagai motivasi dan tujuan masuk di lembaga pendidikan. Jadi kita semua dulu ingat masuk pesantren itu pokoknya ngejar ilmu sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya, seunggul-unggulnya wabil khusus ilmu agama, termasuk akhirnya berkembang seluruh ilmu, itu kelebihan yang kedua,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti kelebihan ketiga, yakni peran sosial pesantren dalam menanggulangi kemiskinan.

“Kelebihan yang ketiga di pesantren itu memiliki kemampuan untuk menjadikan lulusannya memiliki daya tahan karena kesederhanaan, keterbatasan sarana-prasarana,” katanya.

“Dalam hal posisi yang ketiga ini, pesantren memiliki peran untuk menanggulangi kemiskinan karena mayoritas yang bersekolah, menjadi santri, masuk pesantren adalah yang dari ekonomi yang paling bawah bahkan yang tidak mampu membayar,” lanjut Gus Muhaimin.

Baca Juga: Salat Tarawih Terpanjang di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Baca 30 Juz Al-Qur'an Semalam

Menurutnya, dari sekitar 39.000 pesantren di Indonesia, hampir separuhnya memberikan pendidikan gratis. “Banyak sekali pesantren-pesantren kita (sekitar) 39.000 pesantren, hampir 50 persen pesantren memberikan gratis kepada para santrinya untuk berpendidikan, baik itu agama maupun non-agama,” ujarnya.

“Artinya pesantren punya peran menjadi lembaga pemutus mata rantai kemiskinan. Kalau tidak ada pesantren, tentu kami-kami semua tidak mengenal ilmu, tidak mengenal pendidikan karena harganya yang murah, biaya yang terbatas, dan bahkan gratis mayoritas.” tambahnya.

Sebagi inforrmasi, PKB akan menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren pada 24-26 Juni mendatang. Acara ini akan dihadiri oleh Menag Nasaruddin Umar, Mendikdasmen Abdul Mu'ti hingga pakar pendidikan dari luar negeri.

"Jadi dibuka langsung oleh Ketua Dewan Syuro dan Ketua Umum PKB, Kiai Ma'ruf Amin dan Pak Muhaimin Iskandar. Setelah itu langsung disambung dengan keynote speak oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan," kata Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Syaifullah Maksum, Selasa, 17 Juni 2025,

Konferensi ini digelar untuk menyikapi kerisauan terkait dogma pesantren yang cenderung masih memelihara budaya lama. Maksum menyebut tema yang dihadirkan, yakni 'Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian'.

x|close