AS Hentikan Pengiriman Rudal ke Ukraina

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Jul 2025, 07:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi senjata rudal/ist Ilustrasi senjata rudal/ist

Ntvnews.id, Washington DC - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman rudal ke Ukraina. Kebijakan ini diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS atau Pentagon karena persediaan senjata yang semakin menipis.

Dilansir dari Reuters, Jumat, 4 Juli 2025, sejumlah pengiriman yang ditangguhkan mencakup rudal pertahanan udara dan amunisi presisi, termasuk puluhan rudal pencegat Patriot, lebih dari 100 rudal Hellfire, serta sejumlah rudal Stinger.

Menurut Politico, dua narasumber yang mengetahui keputusan tersebut menyebut bahwa penundaan pengiriman berbagai jenis senjata yang sebelumnya dijanjikan kepada Ukraina selama pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Pangkalan Udara AS di Qatar Dirudal Iran, Trump: Saya Senang Melaporkan Tak Ada Warga Amerika yang Terbunuh

Kedua sumber itu juga menegaskan bahwa penundaan ini mencakup rudal pencegat sistem pertahanan udara yang dirancang untuk menghancurkan drone dan proyektil milik Rusia.

Sementara itu, media NBC melaporkan bahwa Ukraina juga tidak akan menerima ribuan peluru Howitzer kaliber 155 mm dengan daya ledak tinggi, serta lebih dari 250 rudal berpemandu presisi dari sistem peluncur roket jarak jauh GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System).

Dalam pernyataan melalui email, Pentagon menyebut bahwa mereka telah menyodorkan berbagai pilihan kepada Presiden Donald Trump untuk melanjutkan bantuan militer ke Ukraina, yang selaras dengan upaya menghentikan invasi Rusia.

"Pada saat yang sama, departemen secara ketat memeriksa dan mengadaptasi pendekatannya untuk mencapai tujuan ini, sambil juga menjaga kesiapan pasukan AS untuk prioritas pertahanan pemerintahan," kata Elbridge Colby, Wakil Menteri Pertahanan untuk kebijakan.

Baca Juga: Rudal Iran Hantam Rumah Sakit, PM Israel: Taheran Harus Bayar Mahal

Saat ini, Rusia telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina dan terus melakukan pergerakan maju, dengan merebut wilayah-wilayah tambahan dalam beberapa pekan terakhir di bagian tenggara Ukraina, termasuk Donetsk dan Dnipropetrovsk, serta meningkatkan intensitas serangan udara ke berbagai wilayah lain.

Sebelumnya, pengiriman bantuan militer dari AS sempat dihentikan pada bulan Februari dan kembali tertunda pada bulan Maret. Pemerintahan Presiden Trump kemudian melanjutkan sebagian pengiriman yang telah disetujui selama masa jabatan Presiden Joe Biden.

Menurut laporan NBC, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memutuskan menangguhkan pengiriman lebih lanjut hanya beberapa minggu setelah ia memulai peninjauan terhadap stok amunisi nasional, yang telah berkurang drastis akibat gelombang pengiriman senjata besar-besaran ke Ukraina dan wilayah Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir.

x|close