Ntvnews.id, Jakarta - Nama Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir mencuri perhatian publik setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai calon Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Jepang di Komisi I DPR RI, Sabtu 5 Juli 2025.
Dalam sesi tersebut, Nurmala tampil lugas dan terbuka. Ia memaparkan berbagai strategi untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang. Mulai dari kerja sama ekonomi, perlindungan WNI, hingga pengembangan kerja sama strategis seperti teknologi dan transisi energi.
Baca Juga: Profil Indroyono Soesilo, Eks Menteri Jokowi Jadi Calon Dubes AS
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya program hilirisasi yang saat ini menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Menurut Nurmala, Jepang adalah mitra kunci dalam mendukung transformasi industri nasional.
Nurmala Kartini bukanlah sosok baru di dunia kebijakan dan diplomasi. Lahir pada 1 Februari 1950, ia dikenal sebagai adik dari tokoh militer sekaligus Ketua Dewan Energi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. Ia juga merupakan istri dari mendiang ekonom reformis, Dr. Sjahrir.
Namun, identitas Nurmala tak hanya berhenti sebagai bagian dari keluarga tokoh-tokoh besar. Ia telah membangun kiprahnya sendiri sebagai antropolog, akademisi, aktivis, hingga pegiat diplomasi dan isu sosial kemanusiaan.
Latar belakangnya sebagai peneliti antropologi memberinya pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan budaya.
Selama ini, Nurmala dikenal vokal dalam isu-isu kemanusiaan, pemberdayaan masyarakat, serta perlindungan pekerja migran Indonesia. Ia sering terlibat dalam forum-forum lintas negara yang menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam kebijakan luar negeri.
Keberadaannya sebagai calon Dubes RI untuk Jepang dinilai banyak pihak sebagai pilihan strategis, terlebih Jepang merupakan negara dengan jumlah besar pekerja migran dan pelajar Indonesia, serta mitra utama dalam investasi dan teknologi.