Aksi Anti-Yahudi Buat Tempat Ibadah hingga Restora Israel Digasak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jul 2025, 09:46
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Australia Australia (Istimewa)

Ntvnews.id, Canbera - Seorang pria membakar pintu sinagoge dan sekelompok demonstran menyerbu sebuah restoran Israel di Melbourne, Australia. Insiden ini merupakan bagian dari gelombang aksi anti-Yahudi terbaru yang terjadi di berbagai kota di Australia.

Dilansir dari ABC News, Senin, 7 Juli 2025, insiden pembakaran terjadi ketika sekitar 20 orang sedang berada di dalam sinagoge yang terletak di Albert Street, Melbourne. Saat itu, seorang pria terlihat menyiramkan cairan mudah terbakar ke pintu depan sinagoge dan menyalakan api.

Komunitas Yahudi yang berada di dalam sinagoge tengah mengadakan makan malam Sabat, yang merupakan ritual pembukaan hari istirahat umat Yahudi. Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 8 malam waktu setempat.

Beruntung, tidak ada korban luka dalam peristiwa itu. Api berhasil dipadamkan oleh petugas sebelum merambat lebih luas. Pelaku langsung melarikan diri dari lokasi usai melakukan aksinya.

Baca Juga: Setengah Warga Negara Tuvalu Ajukan Pindah ke Australia, Ada Apa?

Sekitar satu kilometer dari lokasi tersebut, 20 demonstran dilaporkan menyerbu sebuah restoran Israel sambil meneriakkan berbagai slogan, termasuk seruan "Matilah IDF (militer Israel)". Seorang pria berusia 28 tahun ditangkap karena menghalangi petugas kepolisian, meskipun kemudian dibebaskan dengan panggilan untuk hadir di pengadilan.

Komandan sementara Kepolisian Negara Bagian Victoria, Zorka Dunstan, juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden ketiga yang terjadi pada Sabtu dini hari, ketika tiga mobil dibakar di kawasan bisnis di Greensborough, pinggiran timur laut Melbourne.

Pelaku diduga melakukan vandalisme dengan menyemprotkan cat di kendaraan dan tembok bangunan. Tempat usaha tersebut diketahui pernah menjadi sasaran unjuk rasa pro-Palestina sebelumnya.

Unit Investigasi Keamanan, bagian dari komando antiterorisme kepolisian, kini menangani seluruh rangkaian kejadian tersebut. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi apakah kejadian-kejadian ini dikategorikan sebagai tindakan terorisme.

“Kami akan menelusuri motif dan latar belakang ideologi dari pelaku atau kelompok yang terlibat,” ujar Dunstan.

Baca Juga: Prabowo Terima Wakil Perdana Menteri Australia di Jakarta

Sebagian besar dari sekitar 117.000 warga Yahudi di Australia kini merasa khawatir menyusul peningkatan serangan antisemit di dua kota terbesar, yakni Sydney dan Melbourne, sejak akhir tahun lalu. Rentetan insiden tersebut mencakup pembakaran sinagoge serta coretan lambang Nazi (swastika) di sejumlah gedung dan kendaraan.

Wali Kota Melbourne, Nicholas Reece, menyebut serangan-serangan ini sebagai tindakan yang mengejutkan dan tak bisa ditoleransi.

“Saya mengecam keras perilaku seperti ini. Melbourne adalah kota yang damai dan menjunjung tinggi toleransi, dan kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi,” tegas Reece.

Presiden Israel, Isaac Herzog, juga mengecam insiden tersebut melalui unggahan di platform X, dan mendesak pemerintah Australia untuk segera mengambil langkah nyata dalam menjamin keamanan komunitas Yahudi di negaranya.

“Ini bukan kejadian pertama dalam beberapa bulan terakhir di Australia. Namun hal ini harus menjadi yang terakhir,” tulis Herzog dalam pernyataannya.

x|close