BMKG: Backlog Anggaran Rp1,6 T Ancam Layanan 24 Jam

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jul 2025, 17:12
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (YouTube TVR Parlemen)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa masih ada backlog anggaran senilai Rp1,661 triliun pada pagu indikatif 2026. Hal itu berpotensi memengaruhi kualitas layanan 24 jam di seluruh unit pelaksana teknis mereka.

“Kebutuhan kami sebesar Rp3,556 triliun, tetapi pagu indikatif hanya Rp1,894 triliun. Ini berpotensi menghambat pemeliharaan alat operasional utama dan jaringan komunikasi,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat bersama Komisi V DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.

Menurutnya, layanan 24 jam tujuh hari menjadi tulang punggung sistem peringatan dini cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami. Gangguan layanan berpotensi meningkatkan risiko bencana. Gangguan layanan berpotensi meningkatkan risiko bencana.

Dwikorita memaparkan, alokasi pemeliharaan alat operasional sejak 2023 terus menurun signifikan. Dari Rp700 miliar di 2023, menjadi Rp210,7 miliar pada 2026, atau hanya 30 persen dari kebutuhan.

Sedangkan alat-alat pendeteksi dan pemantau yang dikelola BMKG jumlahnya terus bertambah di antaranya datang dari dukungan pendanaan global, sehingga semuanya butuh pemeliharaan intensif untuk menjaga akurasi dan kecepatan informasi.

Ia juga menyebutkan bahwa penurunan anggaran ini juga dapat memengaruhi belanja operasional barang dan belanja modal yang sangat penting untuk mendukung layanan publik.

BMKG telah menyampaikan permohonan penambahan anggaran kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas agar backlog tersebut dapat dikurangi.

“Dengan tambahan anggaran, kami yakin dapat menjaga operasional dan target pembangunan 2026,” ucap Dwikorita.

Karenanya ia berharap dukungan penuh dari Komisi V DPR RI untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang sangat bergantung pada informasi BMKG.

x|close