Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Sabtu, 12 Juli 2025 menegaskan bahwa Teheran tetap berkomitmen pada Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Ia menekankan bahwa, "program nuklir Iran sejak awal bersifat damai dan akan terus demikian."
Dilansir dari Kantor Berita Tasnim, Araghci menegaskan bahwa Teheran “akan tetap menjadi anggota NPT., serta kerja sama Teheran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak akan dihentikan, tetapi akan “mengambil bentuk baru demi menjamin keamanan fasilitas nuklirnya,”
Dalam pertemuannya dengan para duta besar dan kepala misi asing di Teheran, Araghchi menyoroti lemahnya sistem non-proliferasi yang mudah dilanggar. Ia menegaskan, "fakta bahwa sistem non-proliferasi dapat begitu mudah dilanggar merupakan sebuah kerugian — bukan hanya bagi Iran, tetapi juga bagi komunitas internasional dan hukum internasional.”
Baca juga: Menlu China dan Rusia Bertemu Bahas Nuklir Iran
“Teheran telah menerima banyak pesan dari Amerika Serikat yang menunjukkan niat untuk melanjutkan perundingan,” ujarnya.
“tidak takut ataupun ragu untuk bernegosiasi selama kepentingan dan manfaat rakyat Iran tetap terjaga,” tambahnya.
“Berdasarkan undang-undang yang ditetapkan parlemen, kerja sama kami dikelola melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, dan setiap permintaan IAEA akan dikaji satu per satu oleh dewan ini sebelum diputuskan,” kata Araghchi.
Araghchi juga mengingatkan akan adanya 'risiko serius' yang mengintai fasilitas nuklir Iran, mulai dari potensi kebocoran radioaktif hingga ancaman amunisi yang belum meledak sebagai dampak dari agresi militer Amerika Serikat.
Baca juga: Perang Israel vs Iran, Pasca Amerika Serikut Ikut Campur
Bentrok bersenjata antara Israel dan Iran meletus pada 13 Juni, berlangsung selama 12 hari, setelah Tel Aviv meluncurkan serangan udara yang menargetkan situs militer, nuklir, dan sipil di Iran. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 lainnya, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Iran.
Sebagai respons atas serangan Israel, Teheran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut data dari Universitas Ibrani Yerusalem.
Konflik ini akhirnya mereda setelah gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat diberlakukan pada 24 Juni.
(Sumber: Antara)