Terungkap Percakapan Pilot Soal 'Saklar BBM Dimatikan' Sebelum Kecelakaan Maut Air India 171

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jul 2025, 14:53
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pesawat Air India Pesawat Air India ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah percakapan dramatis antara dua pilot Air India 171 terungkap dalam laporan awal investigasi, mengungkap detik-detik terakhir sebelum kecelakaan tragis yang menewaskan ratusan orang.

Percakapan ini menjadi sorotan utama dari insiden yang kini tercatat sebagai kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade terakhir. Pesawat Boeing 787 Dreamliner lepas landas dari Ahmedabad, India, menuju London pada 12 Juni lalu.

Melansir ABC Australia, Senin, 14 Juli 2025, pesawat itu hanya bertahan di udara selama 32 detik sebelum jatuh di kawasan pemukiman dan terbakar. Dari 242 orang di dalam pesawat, hanya satu penumpang yang berhasil selamat. Sementara 19 orang lainnya yang berada di darat juga menjadi korban tewas akibat jatuhnya pesawat.

Laporan awal yang dirilis pekan lalu oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) memberikan penjelasan mengejutkan. Tiga detik setelah pesawat tinggal landas, sakelar kontrol bahan bakar utama pesawat dilaporkan dalam posisi mati. Akibatnya, aliran bahan bakar ke mesin pesawat terputus total, menyebabkan kehilangan daya dorong dan ketinggian secara drastis.

Rekaman dari CCTV bandara memperlihatkan bahwa sistem energi cadangan pesawat, yang dikenal sebagai ram air turbine, mulai aktif. Aktivasi ini menjadi indikasi kuat bahwa kedua mesin pesawat kehilangan tenaga. Beberapa detik kemudian, sakelar bahan bakar dihidupkan kembali. Namun, saat itu kondisinya sudah terlalu terlambat untuk menyelamatkan pesawat.

Dalam rekaman audio dari kokpit yang berhasil diselamatkan, terdengar sebuah percakapan yang memperlihatkan kepanikan di menit-menit terakhir. Salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya, "mengapa ia mematikan bahan bakar." Namun, pilot lainnya segera menjawab, "ia tidak melakukannya." Tak lama kemudian, salah satu dari mereka mengirimkan sinyal darurat: "MAYDAY MAYDAY MAYDAY."

Laporan tidak menyebut secara pasti siapa yang mengucapkan kutipan tersebut, apakah kapten atau kopilot, namun rekaman audio berdurasi dua jam penuh dari cockpit voice recorder berhasil diperoleh, mencakup seluruh momen penting dalam penerbangan.

Pilot yang memimpin penerbangan tersebut adalah Sumeet Sabharwal, 56 tahun, seorang instruktur berpengalaman dengan total 15.638 jam terbang. Sementara kopilotnya, Clive Kunder, berusia 32 tahun, tercatat memiliki 3.403 jam terbang.

Keduanya sudah memiliki pengalaman gabungan selama lebih dari 9.000 jam dengan pesawat jenis Boeing 787. Dalam laporan juga disebutkan bahwa mereka telah memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum memulai penerbangan tersebut.

Tragedi ini menyisakan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi dunia penerbangan internasional. Sementara investigasi lanjutan masih terus dilakukan, pernyataan singkat dari rekaman kokpit ini mengundang banyak pertanyaan soal prosedur keamanan dan kemungkinan adanya kesalahan teknis atau manusia yang memicu keputusan fatal dalam hitungan detik.

x|close